Buaya 4 Meter yang Diklaim Keluarga: Antara Ritual, dan Petaka

Warga lakukan ritual sebelum diterkam
Sumber :
  • Istimewa

SULAWESI.VIVA.CO.ID -- Usai menyerang warga yang mengaku keluarga. Buaya yang ditangkap saat banjir menerjang Kecamatan Manggala, Kota Makassar akan dilepasliarkan ke habitatnya.

 

Plt Kepala BKSDA Sulawesi Selatan, Heri Wibowo, mengatakan bahwa Buaya tersebut ditempatkan di Cimory karena merupakan lembaga konservasi yang bekerja sama dengan BKSDA untuk merawat dan memelihara satwa titipan. Buaya itu akan dilepasliarkan. 

 

"habitat aslinya karena itu lebih aman bagi satwa maupun masyarakat," katanya. 

 

Hanya saja katanya, pihaknya masih mencari lokasi yang tepat dan jauh dari pemukiman warga. Sehingga, tidak menimbulkan konflik.

 

"Kami masih mencari lokasi yang jauh dari pemukiman agar tidak menimbulkan konflik," ujarnya. 

 

Ia juga mengungkapkan, serangan Buaya tersebut kepada masyarakat dipengaruhi karena efek obat bius sudah hilang dan masa kawin yang sudah masuk. Sehingga perilaku hewan itu semakin tidak terkendali. 

 

"Ukuran buaya sekitar 3,5 hingga 4 meter, dan perilakunya kemungkinan dipengaruhi masa birahi atau efek bius yang mulai hilang," ujarnya. 

 

Legal, general Affair humas, Firman Ashari, mengatakan bahwa buaya tersebut tiba di Cimory Land pada Kamis lalu. Saat itu juga warga yang mengaku keluarga korban mulai berdatangan ke tempat penitipan tersebut. 

 

"Alasannya karena dari balai tempatnya kebanjiran juga jadi mereka menghubungi pihak cimory untuk bisa dititip sementara buayanya," katanya.

 

Setelah berada di Cimory Land dirinya tidak menyangka banyak warga yang mengaku keluarga dari buaya tersebut. Tepatnya pada Jumat lalu warga datang untuk meminta kepada pihak Cimory Land untuk menyerahkan binatang buas itu.

 

Hanya saja, pihaknya tidak bisa menyerahkan begitu saja kepada warga. Lantaran harus ada surat resmi dari BKSDA Sulawesi Selatan karena itu hanya dititipkan untuk sementara. 

 

"Kami dari pihak cimory tidak ada keberatan sama sekali untuk memulangkan atau mengembalikan tapi harus ada proseduralnya," ujarnya. 

 

Ia mengaku, tidak mau serta merta memberikan kepada warga yang mengaku keluarga tanpa surat dan penanganan khusus. Mengingat binatang itu salah satu hewan dilindungi. 

 

"Kita gak mau serta merta karena binatang ini tergolong dilindungi dan binatang buas perlu perlakuan khusus pada saat evakuasinya tapi pihak mengaku keluarga mendesak," ujarnya. 

 

Puncaknya terjadi pada Senin kemarin di mana ada ratusan warga yang datang ke Cimory Land yang mengaku sebagai keluarga buaya itu. Bahkan pihak kepolisian kewalahan untuk menghalau warga yang hendak mengambil buaya itu.

 

"Kami coba untuk tahan tapi tidak bisa karena dorongan massa. Bahkan kapolsek bilang dari pada ribut biarkan mereka masuk. Mereka masuk dengan jumlah ratusan itu mereka sempat lakukan sedikit ritual entah apalah itu, ada yang berikan telur, pisang," tuturnya. 

 

Ratusan warga itu, berencana mengangkut buaya tersebut tanpa peralatan safety. Mereka juga datang dengan tiga mobil pickup dan satu mobil tronton. Itu niatnya memang mau mengambil paksa.

 

Tapi saat ritual itulah tragedi salah seorang digigit hingga tulangnya patah dan tangannya nyaris putus. Saat itu korban mengelus-elus kepala buaya itu dan langsung diterjang tidak lama kemudian. 

 

"Mungkin dia berusaha untuk mengelus-elus tetapi tiba-tiba buaya itu bereaksi tangannya si kakek langsung digigit kejadian begitu cepat," jelasnya. 

 

Setelah kejadian itu, ratusan warga yang memenuhi Cimory Land bubar secara teratur dan sendiri-sendiri. Bahkan mereka bilang tidak usah diambil sambil berjalan pulang ke rumah masing-masing. 

 

"Begitu kejadian yang mengaku keluarga buaya dari antang Tamangapa langsung pulang tertib ke sana semua . Tidak ada tanpa kata-kata , bahkan dia bilang gak usah diambil biarkan di sini," ujarnya. 

 

Sebelumnya, seorang pria di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan diterkam buaya saat sedang berusaha memegang kepala reptil itu. Dalam sebuah video, buaya itu dipanggil sebagai nenek. Tangan kanan pria bernama Baco Daeng Rani itu pun, nyaris putus.

 

Dalam sebuah video amatir, pria yang diketahui warga Manggala itu, menjulurkan tangannya ke arah kepala dan memanggil seekor buaya dengan menyebutnya nenek. Nahas, buaya yang diketahui diamankan oleh pengelola tempat wisata Gowa, itu bereaksi dan menggigit lengan tanga pria tersebut.

 

Akibatnya, pria tersebut mengalami patah tulang pergelangan tangannya nyaris putus. Terdapat sekitar 4-5 lubang yang menembus lengan bekas gigitan buaya. Bahkan dari video amatir yang sempat viral di media sosial, proses evakuasi korban berlangsung dramatis.

 

Korban sempat dilarikan ke rumah sakit di Makassar, namun terpaksa dipulangkan oleh keluarga karena tidak memiliki biaya untuk operasi. Kejadian tersebut, terjadi di sebuah tempat wisata buatan (Cimory Land) di Kabupaten Gowa yang saat kejadian sudah dalam kondisi tertutup. Padahal, lokasi tempat buaya itu berada area terlarang bagi pengunjung.