Berdaur Makassar: Inovasi Anak Muda Ubah Sampah Plastik Jadi Produk Kreatif dan Ramah Lingkungan
- Sulawesi.viva.co.id
SULAWESI.VIVA.CO.ID -- Di sebuah studio sederhana di jalan malengkeri, Kecamatan tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, suara riuh mesin pencacah plastik bersahut-sahutan dengan gelak tawa para relawan. Di dinding luar studio itu, terpampang sebuah mural besar bertuliskan “Stop Sampah Plastik”. Studio itu bernama Berdaur.
Mural ajakan hentikan polusi plastik.
- Sulawesi.viva.co.id
Studio kreatif ini digagas oleh sekelompok anak muda Makassar yang gelisah melihat gunungan sampah plastik yang terus bertambah. Di bawah kepemimpinan Yayang Malil, Berdaur mengolah limbah plastik dan kertas menjadi produk-produk fungsional dan estetis. Mulai dari tatakan gelas, anting-anting, hingga piagam penghargaan dan plakat.
“Awalnya dari keresahan pribadi soal lingkungan,” kata Yayang saat ditemui vivasulawesi. “Tapi lama-lama kami melihat ada peluang ekonomi dari sampah yang selama ini dianggap tidak berguna.”
Memilah tutup botol untuk didaur ulang.
- Sulawesi.viva.co.id
Setiap hari, Yayang dan tiga rekannya menyortir sampah plastik yang mereka terima dari relawan dan komunitas warga. Tidak semua plastik bisa langsung diolah. Botol minuman, tutup botol, botol kosmetik, dan botol pembersih harus dipisahkan satu per satu.
“Satu botol bisa mengandung tiga jenis plastik berbeda. Kalau salah campur, hasilnya jelek,” ujar Yayang.