Petani di Gowa Didorong Gunakan Pupuk Organik

Panen perdana di Kabupaten Gowa.
Sumber :
  • Istimewa

Sulawesi.viva.co.id - Pemerintah Kabupaten Gowa mendorong petani untuk memanfatkan pupuk organik dalam meningkatkan hasil produksi pertanian. 

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

“Saya berharap pupuk organik ini bisa menyeluruh ke-18 kecamatan, dan kita berharap hasil pertanian bisa lebih meningkat. Membuat pupuk organik ini tidak terlalu banyak modalnya,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gowa, Kamsina, saat menghadiri panen perdana budidaya padi organik di Desa Manjalling, Kecamatan Bajeng Barat, Selasa, 9 Agustus 2022.

Selain itu, dia juga berharap agar lahan pertanian yang produktif di Kabupaten Gowa bisa tetap dijaga dengan baik dan didorong untuk bisa berproduksi tiga kali dalam setahun.

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

Acara panen perdana itu digelar oleh Perusahaan Daerah (PD) Holding Company Gowa Mandiri.

Direktur Utama PD Holding Company Gowa Mandiri, Rahmansyah, mengatakan kegiatan budidaya padi organik ini sebagai langkah pemberdayaan petani untuk mandiri dan pemanfaatan kearifan lokal atau sumber daya lokal untuk menjadi pupuk padat, pupuk cair (poc), serta pestisida nabati organik (pesnab).

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

“Selain itu, ini juga sebagai langkah pemula antisipasi kelangkaan pupuk di petani, juga sebagai salah satu langkah mendukung Perda Daerah Sulsel tentang pertanian organik,” ujarnya.

Rahmansyah menyebutkan bahwa budidaya padi organik dilaksanakan di tiga kecamatan di Kabupaten Gowa dengan total luasan 100 Ha, yaitu Kecamatan Bajeng, Bajeng Barat dan Kecamatan Pallangga.

“Khusus di Desa Manjalling Kecamatan Bajeng Barat, ada 5 Ha. Kemudian di Kecamatan Bajeng Desa Lempangan seluas 52 Ha, Desa Pannyangkalang 5 Ha, dan di Kecamatan Pallangga 23 Ha, di Desa Panakkukang dan 15 Ha di Desa Julupamai,” kata Rahmansyah.

Berdasarkan lahan yang sudah panen, budidaya padi organik, menurut Rahmansyah, target tercapai, yaitu mampu menghasilkan 6 ton/ha.

Dia menyampaikan berat rata-rata Gabah Hasil Panen (GKP) sebanyak 60 kg perkarung dengan karung ukuran 50 kg.

“Hasil beras yang di giling dengan penggilingan biasa 100 Kg Gabah Kering Giling (GKG) menjadi 66 kg beras. Artinya bulir padi berisi dan kualitas gabah hasil panen bagus dengan rendemen 66 persen,” ungkapnya.

Rahmansyah menambahkan, ke depan dari 100 Ha ini ditingkatkan 500-1000 Ha di Kabupaten Gowa. Hanya saja, menurutnya, perlu sarana pendukung, Rice Milling Unit (RMU) kapasitas 1,5 ton/jam dan dryer (pengering) kapasitas 30 ton/jam.

“Artinya 30 ton di bagi produksi 6 ton/ha bisa 5 ha panen setiap hari. Untuk itu perlu juga ada dryer di setiap lokasi (desa) sebagai antisipasi panen di musim hujan selain menggunakan lantai jemur dan sisa / limbah dryer (sekam bakar) bisa dijadikan pupuk padat organik,” terangnya.