Kapal Asia Mulia Tenggelam di Bantaeng, Tiga ABK Masih Hilang, Basarnas Kerahkan KN SAR Kamajaya
- Basarnas Sulsel
SULAWESI.VIVA.CO.ID -- Kapal layar motor (KLM) Asia Mulia dilaporkan tenggelam di perairan Bantaeng, Sulawesi Selatan, pada Kamis dini hari, (19/6). Kapal tersebut membawa delapan orang anak buah kapal (ABK) dan mengangkut 57 ekor kerbau.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar, Muhammad Arif Anwar, mengatakan bahwa kecelakaan diduga terjadi akibat tabrakan dengan kapal besi yang melintas di jalur yang sama. "Kapal terbalik dan tenggelam setelah bertabrakan di sekitar perairan Bantaeng," kata Arif, Jumat, (20/6).
Lima orang ABK berhasil diselamatkan oleh kapal nelayan yang melintas tak lama setelah insiden terjadi. Namun, tiga orang lainnya masih dinyatakan hilang hingga hari kedua pencarian.
Ketiga ABK yang belum ditemukan adalah Supriadi Nunung (46 tahun), nahkoda kapal Asdar (52), kepala kamar mesin; dan Aldi (27), seorang kelasi.
Operasi pencarian hari kedua melibatkan penambahan alat utama Basarnas, yakni KN SAR Kamajaya, kapal sepanjang 68 meter yang dikerahkan dari Makassar. Kapal ini diturunkan untuk memperluas area penyisiran yang dinilai cukup luas.
“Sebelumnya kami hanya menerjunkan Rigid Inflatable Boat (RIB) 02 Bantaeng. Tapi setelah kami evaluasi, cakupan area pencarian sangat besar, maka KN SAR Kamajaya kami turunkan untuk memaksimalkan pencarian hari ini,” ujar Arif.
KLM Asia Mulia diketahui berlayar dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, dengan tujuan Pelabuhan Bunge, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Kapal ini mengangkut kerbau yang diduga hendak dijual untuk keperluan kurban menjelang Idul Adha.