Laporan Mahasiswa Asal Sulsel di Turki Pasca Gempa Dahsyat
- Istimewa
Sulawesi.viva.co.id - Ismawan Amir, seorang mahasiswa Indonesia asal Sulawesi Selatan, yang sedang kuliah di Turki, menyampaikan laporan pasca gempa bumi dahsyat di Turki.
Berikut laporannya yang disampaikan kepada redaksi Sulawesi.viva.co.id: Pagi tadi di layar televisi, Wakil Presiden Turikiye, Fuat Oktay merilis jumlah korban yang tewas terus bertambah menjadi 3.419.
Sementara korban yang luka sekitar 20.534 orang. Konfrensi pers itu dilakukan 24 jam setelah gempa bumi di Provinsi Gaziantep dan Provinsi Kahramanmaras, Tukiye dan sebagian wilayah Suriah.
Gempa yang berkekuatan 7,8 itu terjadi senin subuh saat banyak orang masih tertidur. Video-video amatir yang tersebar di group Whatsaap dan linimas Turkiye menunjukkan bangunan yang runtuh, ambruk, dan jalanan yang terbelah. Orang-orang berlarian ke jalanan sambil berteriak minta tolong. Korban berjatuhan, paling banyak tertimbun di bawah reruntuhan.
Presiden Turikye, RT Erdogan mengumumkan hari berkabung nasional akibat gempa bumi. Ia meminta masyarakat dan kantor perwakilan negara asing mengibarkan bendera setengah tiang hingga Minggu, 12 Februai 2023.
Pemerintah bergerak cepat melalui badan darurat Turkiye, AFAD. Sejak kemarin, 13.000 tim penyelamat dikirim ke lokasi terdampak gempa. AFAD juga merilis telah mengirim 2600 personil penyelamat yang datang dari 65 negara membantu penyelamatan korban gempa. Negara-negara Uni Eropa dan Rusia juga mengirim bantuan untuk penyelamatan korban gempa. Tak hanya itu, bantuan juga datang dari Asia seperti Jepang, Malaysia, Uzbekistan, dan Taiwan.