Cerita Sukses Gammara Barber, Dari Sales Terjun ke Dunia Barbershop
- Viva Sulawesi
Vivasulawesi.co.id - Meraih sukses dalam usaha menjadi tujuan bagi semua orang. Bahkan, banyak diantaranya harus rela meninggalkan pekerjaan demi meraih kesuksesan di bidang lain.
Salah satu contoh, adalah Tri Sunaryadi S. Pria kelahiran Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini, awalnya seorang sales yang banting setir menjadi pemangkas rambut.
"Kerja jadi sales itu mulai dari tahun 2011. Tiga tahun jadi sales tetap, tapi untuk menghidupi anak istri sepertinya masih kurang. Jadi, saya berinisiatif cari sampingan," buka Tri Sunaryadi Sunaryo kepada VIVA Sulawesi, Rabu (19/7/2023).
Kebetulan, ia memiliki keterampilan mencukur yang didapatkan dari sang ayah. Di mana sejak remaja, dirinya memulai belajar memangkas rambut.
"Jadi dulu waktu masa-masa SMK, banyak teman yang minta dicukur. Di situ juga saya belajar model-model pangkas rambut untuk pria," imbuh pria berusia 32 tahun ini.
Alhasil, pada 2014 silam pria yang akrab disapa Tri ini mencoba menjalani dua pekerjaan. Ketika pagi sampai sore, pekerjaannya sebagai sales dijalani.
Sementara pada malam hari, ia menjalani profesi sebagai tukang pangkas rambut. Lokasi pangkas rambutnya, awalnya hanya menyewa tempat yang sangat sederhana dikawasan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar.
"Dan akhirnya saya berani resign sebagai sales pada 2017 untuk fokus pangkas rambut. Alasannya cukup simpel, karena saya buka jasa cukur rambut di malam hari penghasilannya lumayan. Padahal hanya beberapa jam," paparnya.
Di saat fokus menjalani pangkas rambut, ide membuat barbershop pun mulai datang. Apalagi, pada tahun 2017 lalu menjadi masa-masa bermunculannya barbershop termasuk di Makassar.
Awalnya, Tri sempat menamai barbershop-nya Street Barber. Namun, ia memilih menggantinya menjadi Gammara Barber. "Karena saya pikir bagus kalau ada unsur Makassar-nya. Jadi Gammara itu artinya Gagah. Sehingga lahirlah Gammara Barber sampai saat ini. Lokasinya tetap di Sudiang," ungkapnya.
Meski demikian, tak mudah baginya untuk beradaptasi dari sebelumnya berstatus tukang cukur biasa hingga menjadi Barbershop. Sebab otomatis, dengan berdirinya Gammara Barber otomatis kualitas potongan rambut harus jauh lebih baik.
Namun, Tri mengaku terus belajar dari orang-orang yang lebih dulu menggeluti profesi Barber. Mulai dari mengikuti pelatihan sampai sharing tentang bagaimana memangkas rambut ala Barbershop.
"Pertama-tama kualitas potongan rambut dan attitude kita harus bagus. Kesulitan lain mungkin dari segi peralatan Barber dan sparepart kita itu harus pesan dari luar dan menunggu lama. Tapi alhamdulillah bisa diatasi, sekarang itu bisa dapat 15 kepala lah tiap hari," jelasnya.
Kini, Gammara Barber sudah melayani pelanggannya hingga enam tahun. Berbagai inovasi juga sudah dilakukan dengan cara promosi hingga ke media sosial seperti Instagram dengan username @gammara_barber.
"Kalau pelanggan kebanyakan dari kawasan Sudiang. Ada juga dari Kabupaten Pangkep yang setiap bulan itu pasti ke Gammara Barber. Ada juga dari daerah lain. Misalnya dia liburan ke Makassar singgah cukur di Gammara' Barber. Mereka rata-rata tahu dari sosmed," demikian Tri Sunaryadi S.