Pria di Gowa Diterkam Buaya Saat Ritual, Keluarga Minta Pertanggungjawaban
- Sulawesi.viva.co.id
SULAWESI.VIVA.CO.ID -- Seorang pria di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengalami luka serius setelah diterkam buaya diduga berukuran tiga meter di Taman Wisata Cimory. Insiden ini terjadi ketika korban berada terlalu dekat dengan kandang buaya saat melakukan ritual dengan membawa sesajen.
Video rekaman kejadian tragis ini viral di media sosial. Insiden terjadi di Taman Wisata Cimory, Desa Bontoparang, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, pada Senin, (17/2).
Sejumlah warga yang mengaku sebagai keluarga dari buaya tersebut datang membawa sesajen dan melakukan ritual di sekitar kandang. Dalam video, terlihat seorang pria berusia 60 tahun, Baco Daeng Rani, mendekati kandang dan memegang kepala buaya. Tak disangka, buaya tiba-tiba menerkam dan menggigit lengan kanan korban hingga nyaris putus.
Beruntung, warga segera bertindak cepat dan berhasil melepaskan korban dari gigitan buaya. Korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Namun, pada Selasa (18/2) siang, korban harus pulang ke rumah karena keterbatasan biaya. Diperkirakan, operasi yang dibutuhkan mencapai biaya sekitar Rp 40 juta. Saat ini, korban masih terbaring lemah dengan tangan yang dibalut perban. Keluarga korban berharap ada bantuan medis serta tanggung jawab dari pihak terkait.
Rusdi, anggota keluarga korban, menyampaikan bahwa luka yang diderita sangat serius.
"Lukanya sangat dalam, ada beberapa titik gigitan. Tangannya patah dan pergelangan nyaris putus. Kami awalnya mengira buaya ini tidak membahayakan, tapi ternyata berbahaya sekali. Kami meminta ada pertanggungjawaban dari pemilik buaya," ujarnya.
Buaya yang menerkam korban ternyata merupakan hasil evakuasi dari Tim Penyelamat Damkar Makassar pekan lalu. Satwa ini sebelumnya ditemukan berkeliaran di permukiman warga yang terdampak banjir di Kecamatan Manggala, Makassar.
Setelah ditangkap, buaya tersebut diserahkan ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan dan sementara ditempatkan di Taman Wisata Cimory.
Hingga berita ini ditulis, pihak pengelola Taman Wisata Cimory belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa satwa liar tetap memiliki insting berbahaya meskipun berada dalam kandang atau dalam pengawasan.