Drama Buaya Cimory: Dari Klaim Keluarga hingga Gigitan Mematikan
- Sulawesi.viva.co.id
SULAWESI.VIVA.CO.ID -- Insiden di kawasan wisata Cimory, Kecamatan Parang Loe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mencuat ke publik setelah seekor buaya menerkam seorang warga yang mengaku sebagai pawang.
Peristiwa terjadi saat Baco Daeng Rani, seorang lansia yang disebut sebagai pawang, mengalami luka serius akibat gigitan buaya. Ia mengalami patah tulang lengan dan nyaris kehilangan tangan setelah berupaya menyentuh hewan buas itu dalam sebuah ritual yang dilakukan oleh warga yang berkunjung.
Menurut Firman Asyari, General Affairs Legal Cimory, reptil tersebut diserahkan ke Cimory oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Damkar pada Kamis sebelumnya dengan dokumen resmi sebagai tempat penangkaran sementara.
Namun, keberadaan buaya di Cimory memicu kehebohan di media sosial. Sebuah kelompok warga mengklaim sebagai keluarga buaya dan mendesak agar satwa tersebut diserahkan kepada mereka. Desakan itu semakin kuat sejak Jumat, dengan massa berdatangan ke lokasi.
Upaya mediasi dilakukan hingga Senin dengan melibatkan pihak keluarga, BKSDA, aparat kepolisian, dan pengelola Cimory. Tiga solusi sempat disepakati dalam perundingan. Namun, di luar ruangan mediasi, massa yang lebih besar menolak keputusan tersebut dan berusaha mengambil buaya secara paksa.
Situasi memanas saat ratusan warga menerobos masuk ke area Cimory. Mereka melakukan ritual dengan memberikan telur dan pisang kepada buaya. Dalam prosesi ini, Baco Daeng Rani mencoba menenangkan buaya dengan menyentuhnya, tetapi justru menjadi korban serangan. Insiden ini terekam dalam sejumlah video yang beredar luas di media sosial.
Pasca serangan, massa yang semula bersikeras sebagai keluarga buaya mendadak mengubah sikap. Mereka membubarkan diri dan mencabut klaim terhadap reptil tersebut.
