BNNP Sulsel Bantah Adanya Tindakan Kekerasan Atas Kematian Bripka Arham Nurdin
- Sulawesi.viva.co.id
Pada Senin, 3 Februari, Bripka Arham dibawa ke kantor BNNP Sulsel di Makassar. Dalam perjalanan, ia duduk di kursi belakang dalam kondisi tangan terborgol di depan. Saat melintas di perbatasan Sinjai dan Bulukumba, ia tiba-tiba muntah.
"Awalnya kami mengira dia mabuk perjalanan, lalu diberi air minum dan dikeluarkan dari mobil untuk menghirup udara segar. Namun, kondisinya memburuk, sehingga segera dilarikan ke rumah sakit Bulukumba," jelas Ardiansyah.
Di rumah sakit, Bripka Arham sempat mendapatkan perawatan medis, tetapi nyawanya tidak tertolong. Jenazahnya kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk diautopsi.
Ardiansyah juga menegaskan bahwa Bripka Arham bukan hilang atau disembunyikan, melainkan dititipkan di Polres Sinjai dengan koordinasi bersama Wakapolres dan Kasi Propam.
Terkait dugaan bahwa Bripka Arham sengaja bunuh diri untuk melindungi jaringan narkoba, pihak BNNP Sulsel belum dapat memastikan.
"Kami masih mendalami motifnya, apakah memang disengaja atau hanya untuk menghambat proses agar tidak dibawa ke Makassar. Kami masih menunggu hasil autopsi untuk kepastian penyebab kematiannya," pungkas Ardiansyah.