Al-Quran Akbar Masjid Raya Makassar: Daya Pikat Jemaah Sejak 2009
- Sulawesi.viva.co.id
SULAWESI.VIVA.CO.ID -- Masjid Raya Makassar kembali menjadi pusat perhatian saat bulan Ramadhan. Salah satu daya tarik utamanya adalah Alquran raksasa yang dipajang di lantai dua masjid.
Berukuran 1x1,5 meter dan memiliki berat 584 kilogram, Alquran ini menarik banyak jemaah yang datang untuk beribadah sekaligus mengagumi keindahannya.
Alquran ini ditulis tangan oleh Kiyai Haji Ahmad Faqih Muntaha dari Wonosobo, Jawa Tengah. Dengan menggunakan tinta khusus campuran tinta bak China dan cairan teh kental, tulisan dalam Alquran ini tampak lebih pekat dan awet.
Imam Rawatib Masjid Raya Makassar, Muhammad Syahril, mengungkapkan bahwa Alquran ini merupakan inisiatif dari Aksa Mahmud, ipar Jusuf Kalla.
"Keberadaan Alquran Akbar di Masjid Raya ini merupakan usaha yang dilakukan oleh bapak Aksa Mahmud," ujar Syahril, Minggu, (16/3).
Alquran yang ditulis dalam waktu 12 bulan ini memiliki 114 surah dengan 30 juz. Sejak pertama kali dipajang pada 5 Ramadhan 2009, Alquran ini langsung menjadi ikon utama masjid. Awalnya, Alquran raksasa ini tidak dilindungi kaca dan bisa dibaca langsung oleh jemaah. Namun, karena banyak lembaran yang rusak akibat tangan jahil, kini Alquran tersebut disimpan dalam bingkai kaca dengan sampul dan penyangga dari kayu jati berukir.
Pesona Alquran Raksasa di Masjid Raya Makassar
- Sulawesi.viva.co.id
"Diadakan ke sini pada 27 Agustus 2009 dan mulai dipajang pada 5 Ramadhan. Agar tidak rusak dan kotor, akhirnya dibuatkan bingkai kaca," tambahnya.
Selain menjadi daya tarik religius, keberadaan Alquran raksasa ini juga meningkatkan jumlah pengunjung Masjid Raya, baik dari jemaah maupun santri dan siswa yang ingin melakukan kunjungan religi.
"Dipajang di sini dan menjadi tujuan santri serta siswa yang ingin mengenal Islam lebih dalam," tandasnya.
Salah seorang jemaah, Rahman, mengaku sering menyempatkan membaca Alquran raksasa setelah salat berjamaah. Namun, ia merasa sedikit kecewa karena tidak bisa membalik halaman akibat bingkai kaca.
"Sering saya ke sini, saya baca. Bagus, cuma masalahnya tidak bisa dibalik jadi ini terus yang dibaca," ujarnya sembari tersenyum.
Dengan keberadaan Alquran raksasa ini, Masjid Raya Makassar terus menjadi pusat perhatian di bulan suci, bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan dan kecintaan umat Islam terhadap kitab sucinya.