Ini Penjelasan Korban Pengeroyokan di Takalar, di Fitnah Mantan Suami Dianiaya Keluarga Sendiri

Muliati (IRT) Terlihat Dikeroyok Para Pelaku Didalam Rumahnya
Sumber :

Sulawesi.Viva.co.id - Masih terbayang di benak seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Muliati (45) warga Dusun Tuma'biring, Desa Galesong Baru, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, saat ditanya terkait aksi pengeroyokan dan penganiayaan yang dialaminya 4 hari lalu bersama anaknya yang dilakukan oleh mantan kepala Desa dan 3 orang wanita didalam video tersebut.

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

Muliati menceritakan, jika dirinya di aniaya dan dikeroyok sebiadab itu bersama anaknya karena fitnah dari mantan suaminya.

Korban mengaku, jika suaminyalah yang menjadi biang kerok permasalahan ini, sehingga ia dan anaknya menjadi sasaran penganiayaan oleh ke 4 pelaku yang menuduh dirinya telah menyebarkan aib salah seorang pelaku.

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

"Mantan suami saya itu biang keroknya, menuduh saya menyebarkan aibnya pelaku, sementara saya tidak pernah melakukan itu."Jelas Muliati. Sabtu (20/5/23).

Muliati mengatakan, jika mantan suaminya itu dendam kepada dirinya, sehingga menebar fitnah untuk mencelakakan dirinya.

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

"Itu mantan suamiku kan dia dendam sama saya, awalnya suami saya ditahan dan disuruh singgah oleh pelaku, terus disuruh cerita. karena ini mantan suami saya dalam keadaan mabuk, akhirnya sembarang dia cerita, dia tuduh saya umbar aibnya pelaku. disitulah pelaku marah karena termakan hasutan mantan suami saya."Pungkas Korban.

Sehingga, kata Korban, Pelaku yang termakan hasutan mantan suaminya, marah sejadi-jadinya, sampai pelaku terbakar emosi.

"Sejak termakan hasutan mantan suami saya yang menuduh saya membuka aib pelaku, rumah saya di datangi oleh pelaku dan saya maki maki, akibat kejadian itu, saya memilih menghindar selama satu bulan, karena saya tidak mau terlibat keributan."jelas Muliati.

Setelah sebulan lamanya, Muliati kembali ke rumahnya, dan berharap masalah ini sudah selesai. Namun diluar perkiraannya, justru pria yang bernama Abdul Majid Dg. Siki  justru datang ke rumah korban sebagai provokator.

"Jadi saat saya membersihkan rumah, pelaku bernama Abdul Majid Dg. Sikki datang, lalu kemudian membuka pagar rumah saya secara paksa dan memanggil ketiga pelaku lainnya yang bernama Nur, Wahyuni dan Rahmania langsung mengeroyok saya."jelasnya.

Saat ketiga pelaku datang, kata korban, para pelaku langsung masuk kedalam rumahnya,  saat itu korban hendak berlari masuk kedalam rumahnya, namun di hadang oleh Abdul Majid Dg. Sikki, sehingga korban dikeroyok.

"Rambut saya di tarik sama pelaku, terus saya dipukul pake mangkok berisi sambel cair, sampai saya terkapar di lantai."ungkap Muliati.

"Sementara pelaku Abdul Majid Dg. Sikki, menindis leher saya menggunakan lututnya, terus dua anaknya menarik rambut saya dan terus memukul."Sambungnya.

Saat Muliati di keroyok 3 orang, datang lagi satu orang wanita lagi langsung menarik rambut anaknya  yang berada di dalam rumah.

"Ada satu orang wanita masuk kedalam rumah lalu menarik rambut anak saya sampai keluar rumah, terus diolesi sambel mukanya, lalu di aniaya."Ungkapnya.

Muliati sendiri membantah jika dirinya mengumbar air pelaku yang masih memiliki hubungan keluarga dengan dirinya.

"Saya tidak pernah mengumbar aib pelaku, mereka itu masih ada hubungan keluarga dengan saya. Bapaknya itu sepupu saya, sementara wanita (pelaku) itu ponakan saya."tegasnya.

Akibat pengeroyokan itu, Muliati dan anaknya mengalami luka lebam di leher dan di wajahnya.