UPZ Pemprov Sulsel Datangi Pemulung di Gowa yang Tiba-tiba Lumpuh, Mau Berobat Tapi Tidak Punya
- Sulawesi.Viva.co.id
Sulawesi .Viva.co.id - Dg Nia (60) Warga Jl. Samsudding Tunru, Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sudah seminggu tidak bisa jalan.
Saat di temui di rumahnya yang berada tanggul dekat di bantaran sungai Jeneberang, Nia mengaku sudah tidak bisa menggerakkan kedua kakinya.
"awalnya panas ji kurasa, setelah itu mulai membengkak kedua kaki dan tangan saya."Jelasnya. Kamis (14/9/23).
Akibat pembengkakan dikedua kakinya itu, Nia mengaku sudah tidak bisa lagi menggerakkan kedua kakinya.
"tidak bisami saya gerakkan kakiku, sepertinya sudah lumpuh. Kalau kedua tangan saya masih bisa saya gerakkan."ungapnya.
Dijelaskannya, pembengkakan dikedua kaki dan tangannya itu baru dialaminya sekitar satu Minggu lalu.
"Pembengkakan dikedua kaki dan tangan saya, baru seminggu ini. Saya tidak bisa berjalan, hanya duduk saja di rumah. Kalaupun mau bergerak, saya dibantu sama suami."Terangnya.
Ia juga tidak mengetahui penyakit apa yang menimpa dirinya, sehingga tiba-tiba kedua kaki dan tangannya membengkak.
"Saya tidak tau ini penyakit apa, karena tiba-tiba ji saya begini."Curhatnya.
Nia bercerita jika ia sangat ingin berobat kerumah sakit, namun apalah daya, ia tidak memiliki biaya untuk bertobat.
"Mau sekalika berobat ke ruma sakit, supaya bisaka sembuh dan kembali bisa berjalan."Harapnya.
Nia membeberkan jika ia dan suaminya bernama Daeng Pudding bekerja sebagai pemulung.
"Sudah 10 tahun saya dan suami bekerja sebagai pemulung."Sebutnya.
Untuk bisa makan, kata Nia, ia harus menjual kaleng atau gelas plastik, agar membeli beras satu liter.
"Perhari biasa dapat 50 ribu kalau banyak kaleng atau gelas plastik yang kami dapatkan, tapi kadang 30 atau 20 ribu perhari."sebutnya.
"Pernah juga tidak dapat uang karena hasil mulung belum cukup untuk di jual."Sambungnya.
Nia juga mengungkap jika selama 10 tahu tinggal di tanggul bantaran sungai Jeneberang, ia tidak pernah merasakan yang namanya bantuan pemerintah.
"Tidak pernahka rasakan yang namanya bantua pemerintah."tutupnya.
Sementara itu, ketua RT 02 / RW 02 Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa, Irwan Astur (59) mengatakan jika Dg Nia hidup dibawah garis kemiskinan.
"Kondisinya memang sangat memprihatikan, mau berobat tidak punya biaya."kata Irwan, Ketua RT 02 Kelurahan Sungguminasa.
Karena prihatin, ia kemudian berinisiatif Menjalankan donasi ke tetangga dan warga sekitar untuk membantu daeng Nia agar bisa berobat.
"Alhamdulillah, sudah ada uang yang saya pegang hasil donasi dari warga dan tentang. Semoga bisa membantu pengobatan Dg Nia."Harapnya.
Terkait bantuan pemerintah, Ketua RT 02 Kelurahan Sungguminasa mengaku jika Dg. Nia tidak tercatat sebagai warga Kabupaten Gowa meskipun sudah 10 tahun tinggal di Kabupaten Gowa.
"Dg Nia ini asalnya dari Kabupaten Jeneponto, namun ia berdomisili di Jembatan merah, Kecamatan Tamalate, Makassar. Setelah pindah ke Gowa, Dg Nia tidak mengurus perpindahan. Makanya tidak tercatat sebagai warga Kabupaten Gowa."Terangnya.
*Selain Menyerahkan Bantuan Uang, Unit Pengumpul Zakat Pemprov Sulsel Akan Membantu Pengobatan Dg. Nia di Rumah Sakit*
Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Pemprov Sulsel menyambangi rumah Dg. Nia yang rumahnya hanya berukuran 3X6 meter, beralaskan tanah dilapisi baliho.
Selain menyerahkan bantuan uang, Unit Pengumpul Zakat Pemprov Sulsel juga menawarkan ke Dg Nia bantuan untuk pengobatan gratis.
"Kami menawarkan ke Dg Nia untuk dibawa ke rumah sakit agar bisa berobat. Karena kalau kita melihat kondisinya, pembengkakan dikedua kaki dan tangannya itu sudah tidak wajar. Biarkan nanti rumah sakit yang menangani penyakitnya."jelas Andi Aryani, Kordinator UPZ Pemprov Sulsel.
Andi Aryani meminta agar pihak keluarga menerima bantuan itu, agar Dg Nia bisa segera dibawa ke ruma sakit untuk berobat.
"Kami menawarkan bantuan agar Dg Nia bisa dibawa ke rumah sakit untuk berobat."harapnya.
Tawaran ini kemudian disambut baik oleh suami Dg Nia. Daeng Pudding mengaku sangat senang jika istrinya bisa dirawat di rumah sakit dengan harapan bisa sembuh.
"Alhamdulillah, kalau memang bisa di rawat di rumah sakit, kami sangat senang. Karena kalau kami yang bawa, kendalanya ada di biaya sama kelengkapan administrasi."Sebutnya.