Masanya Pesantren Berbenah!
Bagi Indonesia secara khusus, pesantren memang tidak bisa dipisahkan dari wajah pendidikan Islam di bumi Nusantara. Bahkan eksistensi Islam di Indonesia secara umum. Dari pesantrenlah terlahir tokoh-tokoh nasional dan guru bangsa yang telah menjadi pilar bagi kelahiran dan kebangkitan nasional. Dua organisasi terbesar Indonesia terlahir dari karya dua Kyai besar tamatan pesantren.
Tulisan ini tidak bermaksud memaparkan lagi kelebihan-kelebihan pondok pesantren, tapi intinya semua kelebihan sekolah-sekolah lain ada di pesantren. Anda bisa menjadi hebat dalam matematika, fisika, biologi, dan berbagai keilmuan lainnya. Anda juga bisa menjadi ahli sosial bahkan pengamat politik yang tajam dari pesantren.
Tapi pesantren memiliki kelebihan-kelebihan yang belum tentu dimiliki oleh institusi-institusi pendidikan lainnya. Satu di antaranya yang terpenting adalah bahwa pesantren tidak sekadar mengajarkan keilmuan, tapi sekaligus mengajarkan tentang kehidupan. Santri itu adalah manusia yang telah matang untuk menjalani hidup.
Pesantren perlu berbenah
Dengan segala kelebihan dan keunikan itu tentu pesantren, sebagaimana institusi lainnya, bukanlah Institusi yang sempurna. Ada beberapa hal mendasar yang perlu terus dibenahi dan diperbaiki. Tentu ada sebagian pesantren yang bagus pada aspek lain, tapi aspek lainnya perlu pembenahan dan perbaikan.
Kali ini saya hanya menekankan urgensi pembenahan pada dua hal saja. Pertama, pentingnya pendekatan pendidikan yang imbang.
Tentu banyak hal yang perlu diseimbangkan. Dua di antaranya yang terpenting adalah keseimbangan antara pendekatan imani (dogmatis), ‘aqli (rasionalitas) dan jismani (fisikal). Kerap kali pendidikan di pesantren menekankan kepada dogma-dogma dan hafalan yang kurang diimbangi dengan pemahaman aqli (rasionalitas).