Dibangun Sejak Tahun 1603, Kilas Balik Sejarah dan Filosofi Arsitektur Masjid Tua Katangka Gowa di Sulsel
- Sulawesi.viva.co.id
Salah satu elemen menarik adalah mimbar masjid yang dipengaruhi oleh budaya Cina. Hal ini menunjukkan pengaruh budaya asing, khususnya Cina, yang telah menjalin hubungan dagang dengan daerah tersebut.
Bukti lainnya adalah sumbangan berupa keramik, guci, dan lainnya dari masyarakat Cina yang turut memperkaya masjid ini.
Masjid ini juga dilengkapi dengan dua tombak yang terletak pada mimbar. Tombak tersebut awalnya dipegang oleh prajurit yang ditugaskan untuk menjaga jalannya khutbah Jumat.
Hal ini dilakukan untuk menghalau jamaah yang memiliki pemahaman keliru yang berusaha merampas dan menggigit naskah khutbah yang ditulis di daun lontar untuk dijadikan jimat.
Dua tombak ini, yang dipasang dengan bendera berwarna putih dan hijau bertuliskan "La ilaaha illallah, Muhammadur Rasulullah," juga memiliki kesamaan dengan model yang ditemukan pada masjid-masjid di Turki pada era Kekhalifahan Usmaniyah.
Masjid Tua Katangka juga memiliki prasasti di dalam mikrap yang ditulis dengan tinta emas, mengabadikan nama Raja Gowa ke-30, Maulana Sultan Abdul Rauf, yang merupakan Raja pertama yang merenovasi masjid ini.
Di sekitarnya, terdapat kompleks makam keturunan kerajaan Gowa, yang menambah nilai sejarah dan budaya tempat ini.