Prof Andi Rasdiyanah, Mantan Rektor Perempuan Pertama di Indonesia Timur Wafat

Rumah duka Prof. DR. Hj. Andi Rasdiyanah.
Sumber :
  • Istimewa

Sulawesi.viva.co.id - Mantan Rektor IAIN/UIN Alauddin Makassar, Prof Andi Rasdiyanah, meninggal dunia. Ia mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji, Kota Makassar, sekitar pukul 14.00 WITA, Kamis, 19 Januari 2023.

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

Perempuan kelahiran Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan itu wafat di usia yang ke-88 tahun.

Sub-Koordinator Humas UIN Alauddin Makassar, Andi Jamaluddin, mengatakan sebelum wafat, almarhumah sempat menjalani perawatan di RSUD Haji Kota Makassar.

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

"Innalilahi wa Inna ilaihi raji'un, selamat jalan maha Guru, semoga segala amal jariyah mu dalam hal ilmu dan keteladanan menjadi washilah untuk mendapatkan al-jannah NYA," ujarnya, dilansir dari situs uin-alauddin.ac.id.

Andi Jamaluddin menyampaikan almarhumah akan dikebumikan di perkuburan UIN yang berada di Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa.

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sulsel, H. Khaeroni, begitu mendengar kabar duka tersebut, ia langsung menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya salah satu tokoh perempuan yang masyhur dikenal sebagai tokoh pendidik dan tokoh agama, yang bukan saja di Sulsel tetapi juga di Indonesia.

“Atas nama pribadi dan keluarga besar Kementerian Agama Provinsi Sulsel, menyampaikan duka cita mendalam. Semoga karya dan jasa almarhumah bernilai ibadah,” kata Khaeroni.

Rektor Perempuan Pertama di Indonesia Timur  

Mendiang Prof. DR. Hj. Andi Rasdiyanah.

Photo :
  • Istimewa

Prof. DR. Hj. Andi Rasdiyanah merupakan rektor perempuan pertama di Indonesia Timur yang pernah juga menjabat Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

Prof. Andi Rasdiyanah lahir di Bulukumba, Sulawesi Selatan pada 14 Februari 1935. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Ayahnya meninggal ketika ia masih kecil, sehingga ia harus mengandalkan bantuan kakaknya yang tertua untuk bisa melanjutkan sekolah.

Rasdiyanah menempuh pendidikan dasar dan lanjutan menengah di Madrasah Muallimat Muhammadiyah Bulukumba. Selepas ketiga kakaknya wafat, ia lalu merantau ke Yogyakarta dan melanjutkan studi di Madrasah Muallimat Yogyakarta.

Lulus dari Madrasah Muallimat Yogyakarta, Rasdiyanah melanjutkan studi di Fakultas Hukum Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga. Sembari belajar, ia juga aktif berorganisasi. Rasdiyanah merupakan kader Nasyiatul ‘Aisyiyah, sebuah wadah organisasi bagi kader muda ‘Aisyiyah.

Rasdiyanah dikenal sebagai perempuan yang cerdas. Tidak hanya di bidang akademik, tapi juga di bidang sastra. Pengetahuannya tidak terbatas pada hal ihwal agama, tapi juga pengetahuan umum bahkan sastra.

Kecerdasan dan perhatian Rasdiyanah terhadap pendidikan mengantarkannya menjadi Rektor IAIN Alauddin Makassar (dulu Ujung Pandang). Waktu itu, ia dilantik langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Munawir Syadzali bertepatan dengan 1 Juni 1985. Pengangkatan itu membuat namanya kian melambung.

Ia merupakan perempuan pertama yang menjadi rektor IAIN di Indonesia. Selain itu, ia juga tercatat sebagai perempuan pertama yang menjadi rektor di wilayah Indonesia Timur. Ketika diamanahi menjadi rektor, Rasdiyanah sebenarnya belum berstatus guru besar. Namun, kemampuannya tidak ada yang meragukan. Sebelumnya, ia terlebih dahulu menduduki jabatan Wakil Rektor di Institut yang sama.

Dilansir dari uin-alauddin.ac.id, digambarkan bahwa kepemimpinannya merupakan perpaduan antara seorang birokrat, intelektual, dan sosok ibu. Setelah menjabat sebagai Rektor IAIN Alauddin dua periode berturut-turut (1985-1989 dan 1989-1993), Rasdiyanah mendapat amanah sebagai Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Republik Indonesia.

Rasdiyanah menikah dengan Amir Said pada 1962. Dari pernikahan itu ia dikarunia 6 (enam) anak: lima perempuan dan satu laki-laki. Kepada anak-anaknya, ia melatih mereka hidup dengan kedisiplinan yang tinggi. Ia juga mendidikan mereka dengan pendidikan agama yang ketat.

Atas jasanya, di usianya ke-75, UIN Alauddin Makassar mempersembahkan buku Refleksi 75 Tahun Prof Dr Andi Rasdiyanah: Meneguhkan Eksistensi Alauddin. Secara pribadi, Rasdiyanah juga menulis beberapa karya, seperti Bugis Makassar dalam Peta Islamisasi Indonesia dan kumpulan Puisi Al-Quran. Karya-karyanya pernah menjadi bahan diskusi di Dewan Kesenian Makassar.