Laporan Mahasiswa Asal Sulsel di Turki Pasca Gempa Dahsyat

Ismawan Amir, mahasiswa Indonsia asal Sulsel di Turki.
Sumber :
  • Istimewa

 

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

Sulawesi.viva.co.id - Ismawan Amir, seorang mahasiswa Indonesia asal Sulawesi Selatan, yang sedang kuliah di Turki, menyampaikan laporan pasca gempa bumi dahsyat di Turki.

Berikut laporannya yang disampaikan kepada redaksi Sulawesi.viva.co.id: Pagi tadi di layar televisi, Wakil Presiden Turikiye, Fuat Oktay merilis jumlah korban yang tewas terus bertambah menjadi 3.419.

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

Sementara korban yang luka sekitar 20.534 orang. Konfrensi pers itu dilakukan 24 jam setelah gempa bumi di Provinsi Gaziantep dan Provinsi Kahramanmaras, Tukiye dan sebagian wilayah Suriah.

Gempa yang berkekuatan 7,8 itu terjadi senin subuh saat banyak orang masih tertidur. Video-video amatir yang tersebar di group Whatsaap dan linimas Turkiye menunjukkan bangunan yang runtuh, ambruk, dan jalanan yang terbelah. Orang-orang berlarian ke jalanan sambil berteriak minta tolong. Korban berjatuhan, paling banyak tertimbun di bawah reruntuhan. 

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

Presiden Turikye, RT Erdogan mengumumkan hari berkabung nasional akibat gempa bumi. Ia meminta masyarakat dan kantor perwakilan negara asing mengibarkan bendera setengah tiang hingga Minggu, 12 Februai 2023.

Pemerintah bergerak cepat melalui badan darurat Turkiye, AFAD. Sejak kemarin, 13.000 tim penyelamat dikirim ke lokasi terdampak gempa.  AFAD juga merilis telah mengirim 2600 personil penyelamat yang datang dari 65 negara membantu penyelamatan korban gempa. Negara-negara Uni Eropa dan Rusia juga mengirim bantuan untuk penyelamatan korban gempa. Tak hanya itu, bantuan juga datang dari Asia seperti Jepang, Malaysia, Uzbekistan, dan Taiwan.

Musim Dingin

Saat ini, Turkiye menghadapi musim dingin yang ekstrim. Salju, angin, dan hujan membuat udara semakin dingin. Para korban gempa yang berada di bawah reruntuhan juga mendapat ancaman baru,  kedinginan.  Begitu juga dengan para penyelamat, mereka sulit mengevakuasi korban karena cuaca belum bersahabat. Mereka berlomba dengan waktu untuk menyelamatkan korban yang kedinginan di dalam reruntuhan.

Beberapa foto menunjukkan para korban semalam berkumpul di sekitar api unggun untuk menghangatkan badan. Kabarnya para penyintas belum berani kembali dan tinggal di dalam rumah karena sering terjadi gempa susulan. 

Meski demikian, pemerintah Turki telah menyiapkan 54 ribu tenda untuk para penyintas di lokasi gempa.

Saya mencoba menghubungi teman-teman PPI Kahramanmaras lewat bantuan ketua PPI Istanbul tetapi belum ada jawaban. Di grup Whatsaap, foto-foto mereka menunjukkan sedang berkumpul di dalam aula kampus. Mereka sudah tak berani kembali ke apartemen karena trauma. Semalam mereka menyalakan api unggun agar tetap hangat karena cuaca sangat dingin, dan salju yang lagi turun. 

Rencananya mereka akan dievakuasi oleh KBRI. Kabar terbarunya, tak ada korban jiwa dari mahasiswa Indonesia di Kahramanmaras. Hanya satu orang yang luka karena terkena reruntuhan. 

Pelajar-pelajar Indonesia di Turkiye juga sementara berusaha menggalang donasi untuk disalurkan ke korban di lokasi gempa. Kondisi medan yang sulit, sedang turun salju sehingga KBRI sarankan agar LSM dari Indonesia berkordinasi dengan pemerintah Indonesia, Kemenlu RI atau Palang Merah Indonesia.

Selasa, 7 Februari 2023