Sulsel Catat 48 Ribu Ekor Babi Mati Imbas Virus ASF

Puluan hewan babi terkontaminasi Virus ASF
Sumber :

Sulawesi.viva.co.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat ribuan ekor babi mati imbas virus African Swine Fever (ASF) atau penyakit demam babi. Ribuan ekor babi tersebut mati, ditemukan ditiga wilayah di Sulsel. 

Harga Beras Terus Meroket Tajam, Warga Berburu Beras Murah Kualitas Rendah.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, tiga daerah tersebut yakni Kabupaten Gowa, Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Luwu Utara. Namun, di Kabupaten Gowa menjadi kawasan yang paling banyak ditemukan babi mati. 

Untuk Kabupaten Luwu Timur, data yang dihimpun jumlah populasi babi di sana mencapai 24.103 ekor. Namun, ditemukan mati mendadak ada sebanyak 18.726 akibat penyakit yang biasa pula disebut flu babi Afrika. 

Ass Comunity dan Andalan Sulsel Peduli Beri Bantuan ke Korban yang Jatuh di jurang di Gowa

Sementara di Kabupaten Luwu Utara, populasi babi di sana mencapai 75.510 ekor. Dan yang ditemukan mati karena ASF mencapai 5.199 ekor. 

Untuk Kabupaten Gowa, total populasi babi mencapai 25.351 ekor dan yang ditemukan mati sebanyak 25 ribu. Jika ditotal di tiga daerah tersebut, jumlah babi mati akibat ASF di Sulsel mencapai kurang lebih 48 ribu. 

Digugat Rp500 Miliar,LBH Pers Makassar Nilai Penggugat Berupaya Bangkrutkan Media dan Jurnalis

Kepala Dinas (Kadis) Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nurlina Saking mengatakan virus yang biasa disebut flu babi ini belum ada vaksin-nya. Akan tetapi, bisa dilakukan pencegahan. 

"Upaya yang bisa kita lakukan harus melakukan pembersihan kandang secara rutin dan desinfektan. Ini penting disemprotkan disetiap kandang," jelasnya beberapa hari lalu. 

Ia pun mengimbau kepada peternak agar segera melaporkan ke dinas terkait jika ada ditemukan babi mati secara mendadak. Penting pula dilakukan isolasi terhadap babi yang sakit dan mengosongkan kandang selama dua bulan. 

"Dan kalau ditemukan bangkai babi, harus ditanam untuk mencegah penularan lebih luas," pungkasnya.