Pasien Asal Gowa Yang Alami Pendarahan Payudara Diduga Tak Dilayani di RS Labuang Baji Makassar

Nurmawaddah Pasien Asal Gowa Yang Tidak Dilayani pihak RS Labuang Baji
Sumber :

Sulawesi.Viva.co.id - Nurmawaddah (30) warga Jl. Arung Matoa, Desa Taeng, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, terpaksa memilih pulang kerumahnya setelah pihak Rumah Sakit Labuang baji Makassar tidak memberikan pelayanan, sementara payudara pasien terus mengeluarkan darah dan nanah.

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

Penolakan tersebut di benarkan oleh Adam (36) Kakak Nurmawaddah. Ia menceritakan bagaimana pihak rumah sakit tidak melayani adiknya malam itu. Dimana awalnya, pada JumatĀ (26/5), ia membawa sang adik ke rumah sakit tersebut.

Sebelum itu, Adam yang baru tiba di rumahnya kaget melihat adiknya yang mengeram kesakitan. Setelah dicek, ternyata kondisi payudara adiknya itu parah pasca dioperasi.

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

Adam mengatakan, ada cairan nanah bercampur darah yang terus keluar dari payudara adiknya itu, sehingga ia memutuskan untuk membawa adiknya ke rumah sakit. Waktu itu, menunjukkan sekitar pukul 20.00 Wita.

"Awalnya saya pulang kerumah. Terus Saya dengar ia merintih kesakitan, terus saya masuk kekamar untuk melihat adekku, Pas saya lihat, ternyata (payudaranya) keluar nanah bercampur darah. Dan itu terus bercucuran keluar,"Ujarnya.

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

Dari situ, Adam kemudian mengajak sang adik untuk ke rumah sakit, sekalipun ajakan itu sempat mendapatkan penolakan karena sebelumnya, Nurmawaddah juga sempat beberapa kali ke rumah sakit lainnya, namun hanya sekedar diberikan obat saja, lalu disuruh pulang tanpa ada penindakan.

Ia pun meyakinkan adiknya, karena yang akan didatangi ini adalah rumah sakit berbeda, yaitu di RSUD Labuang Baji.

"Jadi saya bawami ke sana di RS Labuang Baji, Sampainya di sana, saya bilang, ini ada pasien, tapi tidak ada respond dari petugas. lamaka di sana, sabar ku (menunggu), dengan harapan ada yang layani, ternyata saya ji lagi angkat adekku cari tempat tidur di UGD karena tidak ada yang layanika petugas rumah sakit,"ungkap Adam.

Sampai disitu, Adam mengaku masih bisa bersabar. Ia kemudian tetap menunggu di bagian UGD, berharap bisa segera medapatkan penanganan setelah melaporkan adiknya yang menderita diduga infeksi pada bagian payudaranya pasca menjalani operasi benjolan sekitar dua minggu lalu.

"Kemudian saya tunggu-tunggu lagi responds dari petugas di UGD-nya, lama sekali. Terus saya pergi ke pintunya berdiri yang kantor staff, terus saya tanya staffnya di sana. bisa mi kah dibantu kah kodong pak, lama ja berdiri," akunya yang saat itu mulai kesal dengan pelayanan di rumah sakit tersebut.

Setelahnya, beberapa saat kemudian salah seorang dokter keluar dari sebuah ruangan, dengan sigap Adam langsung meminta pertolongan kepada dokter tersebut. Namun, bukannya langsung ditangani, sang dokter hanya memberikan konsultasi saja.

"Keluarlah dokter, terus dia cuman cerita, nasehati saya dan adeku suruh pulang ke rumah. Kasih minum obatnya adek ta, terus kasih istirahat. Terus ganti perban setiap hari," ujar Adam menirukan kembali perkataan sang dokter yang identitasnya tak ia ketahui.

Mendengar itu, Adam membalas, kalau penanganannya seperti ini, tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Menurut dia, adiknya butuh penanganan lebih, tidak sekedar diminta minum obat dan beristirahat.

Ditambah lagi, perkataan sang dokter, disampaikan tanpa melakukan pemeriksaan terlebih dahulu atas penyakit adiknya. Kata dia, bahkan dokter itu sama sekali tidak menyentuh adiknya.

"Karena ini adek di payudaranya terus keluar nanah dan darah yang tidak berhenti. sakitnya inilah yang bikin adekku selama ini susah tidur karena metlnahan rasa sakitnya itu," bebernya.

Mendengar itu, sang dokter sempat mengarahkan Adam untuk melakukan registrasi administrasi dengan maksud agar bisa ditangani. Namun, ada penyampaian dari dokter kalau penanganannya itu hanya seputaran ganti perban dan diberi obat saja.

"Jadi saya bilang mi, kalau seumpamanya alasannya di labuan baji juga begini, jangan mi saya registrasi mendaftar, mending saya pulang istirahat di rumah saja," kesalnya.

Akhirnya Adam memilih pergi dan membawa pulang adiknya yang masih dalam keadaan menahan rasa sakit serta nanah dan darah terus bercucuran keluar hingga membasahi bajunya.

Ia mengaku kecewa, sehingga memilih mencari rumah sakit lain yang bisa melayani pasien dengan baik, dan melakukan penanganan sesuai yang diharapkannya.

Dari pengakuan Adam sendiri, hari Sabtu (27/5) sekitar pukul 09:30 Wita pagi tadi, adik Adam yang diantar sama ibunya datang ke Rumah Sakit Wahidin. Di sana, adiknya langsung mendapatkan penanganan.

Nanah serta darah yang tidak hentinya keluar dari bekas operasi di bagian payudaranya itu dikeluarkan dokter di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar. Kemudian, setelah penangan itu, adik saya dibolehkan pulang untuk beristirahat.

"Alhamdulillah, setelah nanah dan darah yang dikeluarkan oleh dokter di sana, akhirnya adekku bisa tenang, saya lihat tadi mulai tertidur pulas tanpa merintih kesakitan, bahkan sudah lahap makannya tadi," kata Adam.

"Dokter di RS Wahidin berpesan, jika berkenan adik saya disuruh datang kembali untuk kontrol."Sambungnya

Hingga berita ini dimuat, pihak rumah sakit belum memberi tanggapan perihal adanya pasien warga Gowa yang tidak mendapatkan layanan di RS Labuang Baji, Kota Makassar.

Kendati begitu, Direktur Rumah Sakit Labuang Baji belum memberi klarifikasi yang sebelumnya telah diupayakan dihubungi via telepon dan WhatsApp.