FIFA, Qatar dan Eksposur Kemunafikan

Imam Shamsi Ali
Sumber :

Sebenarnya yang ingin saya bicarakan kali ini dalam kaitan sikap tegas Qatar ini adalah “hypocritical stand” (posisi kemunafikan) mereka yang mengaku dunia Barat dalam menyikapi posisi Qatar. Mereka atas nama “freedom dan human rights” mengeritik keras Qatar atas larangan alkohol di tempat-tempat umum dan simbol-simbol LGBTQ maupun penampakan immoralitas lainnya.

Meluruskan Tawassul dalam Perspektif Azyumardi Azra

Sesungguhnya apa yang mereka lakukan tanpa disadari adalah “self exposure” (penampakan diri sendiri) atas berbagai kemunafikan yang selama ini seringkali dipertontonkan tanpa ada rasa malu. Dunia Barat sering merasa paling beradab (civilized). Tapi adakah yang bisa mengingkari ke biadaban dunia Barat dalam sejarah di berbagai belahan  dunia lainnya? 

Saya jadi teringat pernyataan Presiden FIFA ketika merespon kritikan kepada Qatar ini: “saya kira kita harus melihat ke belakang 300 tahun dan meminta maaf 300 tahun ke depan atas dosa-dosa yang kita (West) pernah lakukan”.

Azyumardi Azra, Syiah dan Liberalisme

Dunia Barat seringkali merasa paling toleran. Tapi berapa kasus-kasus intoleransi yang terjadi di berbagai negara yang disebut dunia Barat, termasuk Australia? Sejujurnya hanya karena manipulasi media (tanpa tendensi justiifkasi tentunya), seringkali justeru yang tampil ke permukaan adalah kasus-kasus intoleransi yang terjadi di dunia Islam.

Kita bisa saja menuliskan cacatan panjang berbagai pengakuan Barat dan realita yang sesungguhnya di lapangan.  Tapi biarlah itu akan terekspos pada waktunya dengan cara yang Allah telah tetapkan. Satu cara yang nampaknya Allah telah tetapkan adalah kejuaraan sepak bola dunia dan posisi Qatar dalam memegangi nilai-nilai yang diyakininya.

Masanya Pesantren Berbenah!

Eksposur kemunafikan itu kembali terjadi di depan mata tanpa malu-malu. What a shame! 

NYC Subway, 8 Desember 2022

Halaman Selanjutnya
img_title