Kontroversial Baju Bodo Adat Sulsel Dipermak, Beda Zaman Beda Tradisi? Ini Respons Budayawan
- Screenshot IG @info_kejadian_makassar
Menanggapi polemik yang muncul, pemerhati budaya, Dr. Azis Nojeng, atau yang akrab disapa Daeng Nojeng, menilai ada unsur yang menyimpang dalam tampilan busana tersebut.
Ia menyoroti cara memakai sarung yang terlalu tinggi hingga di atas lutut, yang menurutnya tidak sesuai dengan tatanan budaya asli.
"Ada yang menyimpang dari cara memakai sarung yang terlalu ke atas hingga di atas lutut," ujar Daeng Nojeng kepada media menambahkan, bahwa budaya ketimuran semakin terpengaruh oleh budaya barat, yang membuat tatanan yang ada kini banyak mengalami perubahan.
Menurutnya, meskipun baju bodo dan sarung sabbe memiliki sejarah panjang dalam budaya Sulawesi Selatan, mereka tidak terlepas dari pengaruh penjajahan.
Baju Bodo, yang pertama kali muncul pada masa penjajahan VOC/Belanda dan Portugis, memiliki bahan yang sangat tipis sehingga terlihat transparan saat dikenakan oleh perempuan pribumi.
"Namun itu bukan produk dari kita, karena awal penemuan Baju Bodo ada beberapa sumber yang menunjukkan kalau ada Baju Bodo yang terbuat dari kulit kayu, sangat tebal," paparnya.