Ngabuburit dibulan Suci Ramadhan, Komunitas Pemerhati Budaya dan Pusaka Gelar Diskusi "Buka Pusaka" di Benteng Somba Opu

Ngabuburit Sambil Diskusi Pusaka di Situs Bersejarah Benteng Sombaopu
Sumber :
  • Sulawesiviva.com

Pendiri Lembaga Benteng Bassia, Abdul Karim Mappalewa, menyatakan bahwa diskusi seperti ini penting untuk menjaga hubungan antar pemerhati budaya sekaligus memahami makna di balik keberadaan pusaka.  

Bili-bili Normal, Tapi Pintu Bendungan Masih Terbuka: Antisipasi atau Risiko?

"Buka pusaka artinya kita berdiskusi dan mengupas makna peruntukan pusaka sambil menunggu waktu buka puasa. Diskusi ini juga diharapkan bisa melahirkan pemahaman bahwa pusaka adalah alat introspeksi diri, bukan untuk melukai orang lain,"ujarnya.  

Menurutnya, setiap pusaka mengandung filosofi kesejahteraan, ketentraman, dan kedamaian. Sayangnya, masih ada pihak-pihak yang menyalahgunakan pusaka untuk hal-hal yang merusak, sehingga diskusi seperti ini juga bertujuan untuk meluruskan pemahaman yang keliru.  

Rumah Rata dengan Tanah, Longsor Mengancam Warga di Kaki Gunung Gowa

Selain sebagai simbol budaya, beberapa peserta juga mengungkapkan bahwa pusaka sering digunakan untuk berbagai tujuan dalam kehidupan sehari-hari.  

"Ada yang menggunakan pusaka untuk berdagang, ada yang membawanya dalam pemerintahan, atau sebagai bekal ketika merantau untuk mengubah hidup,"ungkap salah satu peserta diskusi.  

Pohon Tumbang di Gowa Timpa Empat Pengendara, Satu Luka Serius

Setelah sesi diskusi selesai, para peserta berbuka puasa bersama dengan takjil yang telah disiapkan, menutup acara dengan kebersamaan dan rasa syukur.  

Melalui kegiatan Buka Pusaka Ramadhan, para pemerhati budaya berharap dapat terus memperkuat silaturahmi antar sesama serta menjaga kelestarian pusaka sebagai bagian dari warisan budaya Bugis-Makassar.