Bili-bili Normal, Tapi Pintu Bendungan Masih Terbuka: Antisipasi atau Risiko?

Kepala BBWS, Suryadarma Hasyim
Sumber :
  • Sulawesi.viva.co.id

SULAWESI.VIVA.CO.ID -- Pintu Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa hingga saat ini masih dibuka. Meskipun elevansi sudah berada di bawah normal. 

Pohon Tumbang di Gowa Timpa Empat Pengendara, Satu Luka Serius

 

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Suryadarma Hasyim, mengatakan, hari ini curah hujan sudah mulai turun sehingga elevasi berada di 97,67 mdpl.

Bocah Perempuan Ditemukan Tewas di Saluran Irigasi, Diduga Korban Terjatuh Saat Bermain

 

"Elevasi Bendungan Bili-bili sudah menurun. Elevasi saat ini 97,67 Mdpl atau sudah normal," katanya.

Polisi Tangkap Tiga Pencuri Boks Ikan, Satu Pelaku Terlibat Kasus di Barru

 

Padahal sebelumnya, BBWSPJ telah membuka pintu bendungan Bili-bili karena curah hujan tinggi dan membuat elevasi meningkat hingga mencapai elevasi 100,14 Mdpl dan berstatus waspada.

 

Ia mengatakan, pembukaan pintu bendungan dilakukan lantaran posisi saat itu sudah waspada. Sehingga untuk mengantisipasi elevansi terus naik maka pihaknya mengambil langkah dengan membuka pintu bendungan. 

 

"Kalau seumpama terus naik maka akan siaga. Kalau siaga cepat-cepat kita persiapan evakuasi. Kalau waspada kita hanya peringatan karena ada penambahan debit dari Sungai Jeneberang," ujarnya. 

 

Ia mengatakan, pembukaan pintu Bendungan Bili-bili memang memiliki konsekuensi di bagian hilir. Jadi sebelum dibuka maka ada peringatan ke pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

 

"Memang ada konsekuensi di bagian hilir makanya kita berikan surat peringatan. Dan alhamdulillah sejak kemarin curah hujan perlahan menurun sehingga laju kenaikan tinggi muka air di waduk pelan," ujarnya. 

 

Meski elevasi sudah normal tetapi kata dia, pihaknya terus mengontrol elevasi setiap saatnya. Pihaknya juga telah mendirikan posko bencana di kontrol room Bendungan Bili-bili.

 

"Kami juga koordinasi dengan BMKG untuk melihat prediksi cuaca kedepan. Memang waktu rapat koordinasi pada Desember lalu sudah disampaikan bahwa Desember, Januari, Februari akan ada cuaca ekstrem. Dan Februari ini kita masih berjaga dan semoga tidak terjadi cuaca ekstrem," jelasnya.

 

Dia mengaku cuaca ekstrem yang membuat dampak banjir meluas hingga ke Makassar dan Maros. Sebab Maros juga termasuk hulu dari sungai Je'neberang.

 

"Jadi betul memang cuaca ekstrem cukup masif tidak hanya di Makassar tapi Maros juga terdampak (banjir) karena Maros itu hulu dari terutama Malino dan hulu dari Sungai Je'neberang. Sehingga airnya itu berkumpul dan masuk. Untungnya bisa dicegah dengan adanya Bendungan Bili-bili," jelasnya

 

Pilihan pembukaan Bendungan Bili-bili harus diambil karena kalau over toping atau melewati tanggul Bendungan maka berpotensi runtuh dampaknya.