Makna Penganan Sin Cia
- Sulawesi.viva.co.id
Karya oleh: Moehammad David Aritanto - Seniman Sulsel / Budayawan Tionghoa
SULAWESI.VIVA.CO.ID -- Sebulan sebelum memasuki Sin Cia atau awal bulan baru, atau santer tersebut di NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dalam bahasa suku Hokkian tahun baru Imlek, yang dalam bahasa mandarinnya tersebut Xin Nian (tahun baru).
Tepatnya biasa tanggal 21 atau tanggal 22 Desember tiap tahunnya.
Maka pada tanggal tersebut di atas warga Tionghoa di seluruh dunia mengenalnya sebagai hari makan onde-onde. Atau lebih umum di tanah Jawa dikenal sebagai ronde wedang. Penganan onde-onde adalah penganan musim dingin di daratan Tirai Bambu Tiongkok kuno.
Karenanya, kuah dari onde-onde ini selalu dicampur jahe untuk hangatkan badan di musim dingin.
Suku Hokkian sendiri kebanyakan membuatnya dengan memakai dua warna, merah dan putih. Yang menandakan bahwa kehidupan ini harus berlangsung secara seimbang sesuai pengetahuan didalam motology Feng Shui.
Sementara suku lainnya di Tiongkok, ada juga yang membuatnya berwarna warni sebagai simbol bahwa kehidupan ini penuh warna warni. Dari perantau Tiongkok yang sudah ada ribuan tahun silam di tanah Nusantara.
Yang kemudian telah kawin mawin dengan keluarga dari ketiga kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan. Maka para keturunannya yang telah berasimilasi dan bersinergi mengembangkan berbagai kuliner termasuk onde onde yang tersebut omba-omba dan di daerah Jawa dikenal sebagai ronde wedang.