Azyumardi Azra, Syiah dan Liberalisme
- Istimewa
Pembacaan pribadi saya terkait Azyumardi Azra, bahwa secara pemikiran ia cenderung mendukung paham liberalisme agama walaupun disampaikan dengan bahasa yang sangat sopan, termasuk pandangannya terhadap Syiah di Indonesia yang memang mendapat dukungan dari kaum liberal. Jika di Iran, liberalisme dan sekularisme menjadi musuh negara, tetapi di Indonesia, justru Syiah dan liberal hidup damai dalam satu 'kolam'.
Tentu banyak hal positif yang ditorehkan ilmuan serba bisa tersebut, namun dalam artikel ini lebih banyak penilian bersifat kritik dengan makna 'negatif' atau 'al-jarh', ada pun apresiasi 'at-ta'diil' akan saya tuangkan pada tulisan selanjutnya. Tokoh yang kita bahas buah pikir dan penanya itu, kini telah berpulang ke rahmatullah. Ia lahir 4 Maret 1955 di Padang Pariaman dan menghembuskan nafas terakhirnya di Serang Hospital, Malaysia 18 September 2022. Sebagai manusia biasa, maka pribahasa 'tak ada gading yang tak retak' alias tidak seorang pun yang tidak ada cacatnya layak disematkan padanya. Dan, semoga Allah menyempurnakan amal shalehnya setelah kematiannya. Mari bersama mendoakan beliau, Allahumma igfirlahu warhamhu, wa 'afiihi wa'fu 'anhu!
Enrekang, 19 September 2022.
Penulis: DR. Ilham Kadir, penulis buku “Indonesia Tanpa Syiah”, akademisi, komisioner di Baznas Kabupaten Enrekang