Politik Identitas Jujur Vs Palsu

Imam Shamsi Ali
Sumber :

Ketika musim politik mendekat akan banyak keanehan yang terjadi di tengah masyarakat kita. Keanehan-keanehan itu terkadang menggelikan karena lucu.

Stok Pupuk Subsidi Capai 200%, Pupuk Indonesia Siap Penuhi Kebutuhan Petani

Tapi tidak jarang juga menjengkelkan karena buruk bahkan busuk. Seringkali juga keanehan-keanehan itu dibumbui oleh drama-drama lucu, khususnya di kalangan pada pendukung.

Satu di antara keanehan itu adalah apa yang disebut politik identitas dan drama tuding menuding. Hal ini saya katakan aneh karena kerap menjadi isu yang samar, abu-abu, tidak jelas lagi membingungkan. Selain tidak jelas defenisinya. Juga tidak jelas siapa dan kenapa seseorang dianggap bermain politik identitas.

Khofifah Resmi Melantik Pengurus Pimpinan Wilayah Muslimat NU Sulsel

Yang paling membingungkan lagi biasanya yang paling getol menuduh orang lain bermain politik indentitas, justeru sadar atau tidak, terjatuh ke dalam perangkap yang sama. Ragam identitas menjadi simbol-simbol kegiatan politik demi meraup dukungan dari masyarakat. 

Perihal politik identitas 

Datang dari India, Lamaran Pemuda ini Ditolak Gadis Asal Wajo Sulsel

Sejujurnya saya tidak terlalu paham apa defenisi dari politik identitas itu. Namun merujuk kepada dua kata itu, politik dan identitas, saya memahami bahwa yang dimaksud adalah ketika identitas pribadi/kelompok terpakai untuk meraih keuntungan politik. Anggaplah ketika seorang calon melakukan kampanye dengan menjual atau menampakkan identitas agama tertentu.

Identitas itu sesungguhnya banyak. Tapi yang populer adalah suku, ras/etnis dan agama. Hal-hal ini menjadi identitas dasar bagi setiap orang dalam mendefenisikan dirinya. Idetitas itu seringkali justeru menjadi bagian alami dari seseorang. 

Halaman Selanjutnya
img_title