Gelar LDK Pelajar Indonesia di Jerman Terima Materi Diplomasi dan Negosiasi
Lanjutnya, Peserta LDK tentu saja berhadapan dengan beragam konflik dalam aktivitasnya sehari-hari, tidak saja di tempat kuliah saja, akan tetapi di tempat kerja juga ada, sehingga tentu saja teknik-teknik dasar bernegosiasi penting untuk dimiliki oleh tiap peserta.
“Hindari sikap arogan, menghina lawan, menggunakan kekerasan, show off pribadi atau bahkan marah, karena pasti hal tersebut akan merugikan diri sendiri dalam bernegosiasi,” Tegas Acep.
Acep kemudian menceritakan berbagi pengalaman tentang bagaimana diplomasi kesehatan dapat dijalankannya ketika menjabat sebagai Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan pada periode 2017-2020 lalu.
“Kompetisi dengan banyak negara untuk mendapatkan akses dan distribusi vaksin ketika awal pandemik Covid-19 menjadi pertaruhan negosiasi dan diplomasi kesehatan yang besar bagi Indonesia untuk bisa mengatasi krisis kesehatan dunia tersebut, dan hasilnya Indonesia bisa mendapatkan vaksin secara berkelanjutan sehingga dapat mencapai kekebalan komunal,” Terang Acep.
Dalam mempersiapkan diri untuk bernegosiasi, Acep menyebutkan jika dirinya harus belajar mendalam tentang hal-hal teknis berkaitan vaksin dan kesehatan global yang memang bukan menjadi disiplin ilmunya sejak awal berkarir di Kementerian Luar Negeri 25 tahun yang silam.
Sementara itu, Materi tentang kepemimpinan diisi oleh Atase Kepolisian, Kombes Pol. Shinto Silitonga dengan memberikan pemahaman pada filosofi kepemimpinan nasional dari Ki Hadjar Dewantara yang juga tokoh pendidikan Indonesia dengan Tut Wuri Handayani, Ing Madyo Mangun Karso dan Ing Ngarso Sung Tuludo.
“Seorang pemimpin harus menjadi contoh bagi anggotanya, dapat menjadi mitra yang egaliter dan memotivasi dari belakang untuk kemajuan bersama,” kata Shinto. Rabu (17/5/23).