Polemik Kematian Bayi, Begini Penjelasan Direktur Medik RS Wahidin

RDP DPRD Sulsel soal kematian bayi DAN
Sumber :
  • Istimewa

"Tanggal 18 Juli 2022, konsul ke dokter anestesi untuk persiapan operasi, dan ada jawaban konsul: saat ini belum optimal untuk tata laksana operasi. Usul lanjut terapi dari respi anak dengan target demam, batuk dan ronchi menghilang, transfuse PRC bila tidak demam. Pada tanggal 19 Juli 2022, dikonsulkan ke pediatrik divisi hematologi onkologi dengan hb rendah," ujar dr Nukman.

Berikutnya, masih di hari yang sama, kata dr Nukman, sekitar pukul 10.30 WITA, konsul ke bagian anestesi untuk selanjutnya persiapan operasi, namun dengan jawaban konsul belum optimal untuk dilakukan operasi.

Dia menyampaikan, pada Selasa, 19 Juli 2022, sekitar jam 18.20 WITA, pasien yang sedianya akan diberikan obat injeksi ampicillin sesuai jadwal injeksinya, perawat jaga 2 dan 3 menyiapkan obat, dan perawat jaga 3 pergi menyuntik bersama perawat magang, karena ada keluhan pada pasien yang lain, maka perawat jaga 3 ke pasien yang lain tersebut, dan perawat magang yang melanjutkan menyuntik, tapi ternyata perawat magang tidak cermat mengambil spoitantibiotic ampisilin karena ada dua spoit di wadah tersebut, yakni antibiotik ceftriaxone dan antibiotik ampicilin. 

"Setelah perawat mengetahui bahwa obat yang masuk adalah antibiotic ceftriaxone, maka perawat jaga 2 memastikan kondisi pasien dengan memeriksa tanda-tanda vital. Sekitar 5 menit kemudian pasien mengalami kejang. Oleh perawat jaga 2 menyuntikkan obat anti kejang yang rutin diberikan 2 kali sehari ke bayi DAN dengan seizin ibunya. Setelah penyuntikan kedua obat tersebut, kondisi pasien tenang dan tertidur, sekitar 30 menit kemudian dinyatakan saturasi turun ke-86, dan kondisi pasien semakin memburuk ditandai dengan turunnya saturasi sampai 20 dan sekitar 15 menit. Kemudian dinyatakan pasien meninggal," terang dr Nukman.

Dia menegaskan, berdasarkan kesimpulan dari hasil RC dan analisis tim dokter yang merawat bayi DAN, pasien dengan umur 1 bulan 28 hari dan berat badan 3,6 kg itu dirawat dengan multidiagnosa, antara lain hernia inguinalis bilateral, hernia umbilkalis, riwayat kejang demam, radang paru (pneumoni), diare akut, tumbuh kembang lambat, leukositosis, hyponatremia, hipokalemia. 

Dokter Nukman menduga penyebab kematian bayi DAN karena proses penyakitnya.

"Injeksi ceftriaxone yang diberikan adalah sama jenis antibiotic ampicilin, antibiotic ceftriaxone adalah antibiotic lini kedua untuk radang paru (pneumonia). Dosis juga masih dalam batas dosis terapi," jelasnya.