Warga di Jeneponto Geger, Mayat Ditemukan Tergeletak di Kolong Gubuk Rumah Persawahan

Keluarga korban evakuasi jasad Baso
Sumber :
  • HO / Istimewa

SULAWESI.VIVA.CO.ID --- Sosok mayat ditemukan menggemparkan warga Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan pada Kamis (30/1/2025).

Siap Bersaing di Sulsel, Agrowisata Bontolojong Jeneponto Jadi Tempat Explore Turatea Adventure

Mayat ditemukan itu di kolong gubuk rumah persawahan, tepatnya di Kampung Bangkeng Tete, Kelurahan Balang Toa, Kecamatan Binamu.

Korban diketahui Bernama Baso bin Abdulla, berusia 64 tahun.

Berkas Memenuhi Syarat, KPU Jeneponto dan Bawaslu Hingga Provinsi Diadukan ke DKPP

Kata Kapolsek Binamu, AKP Blasius Basthion Soge lewat keterangan tulisnya, korban ditemukan oleh sanak keluarganya sendiri bernama Tuma, sekira pada pukul 07.00 WIta pagi.

"Saudari korban bernama Tuma  ini, datang ke rumah korban untuk membawa sarapan. Namun, setibanya di rumah korban, ia mendapati saudaranya, Baso bin Abdullah sudah meninggal dunia," kata AKP Blasius.

Diduga Gangguan Psikologis, Pemuda di Jeneponto Bakar Diri Hingga Ditemukan Meninggal Dunia

Tuma yang terkejut dengan kondisi saudaranya yang sudah tak bernyawa ini, segera meminta bantuan warga setempat.

Sekira pada pukul 07.05 WITA, jenazah korban dibawa ke rumah saudaranya untuk disemayamkan dan dipersiapkan untuk dimakamkan.

Sementara itu, pihak keluarga menolak untuk dilakukan visum. Sehingga korban langsung diserahkan ke sanak keluarganya.

Keluarga menduga, korban terjatuh di salah satu persawahan yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya.

Personil Polsek Binamu tiba di lokasi sekitar pukul 07.30 WITA untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Berdasarkan keterangan keluarga dan warga setempat, korban selama ini diketahui menderita lumpuh dan pikun, serta hidup seorang diri. Dugaan sementara, korban terjatuh di salah satu persawahan," tutur Kapolsek.

Kendati begitu, Kapolsek Binamu, AKP Blasius Basthion Soge, mengimbau kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap anggota keluarga atau tetangga yang tinggal seorang diri.

"Terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang rentan," pungkas Blasius. (*)