Bapak-Anak Pengungsi Rohingya Sudah 4 Pekan Demo UNHCR Makassar

Bapak-anak pengungsi Rohingya di Makassar berdemo
Sumber :
  • Istimewa

Sulawesi.viva.co.id - Mohammad Alam bin Rashid Ahmed bersama dengan putranya yang masih remaja, Mohammad Hubib, sudah empat pekan lamanya melakukan aksi di depan kantor UNCHR dan IOM, Kota Makassar.

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

"Empat minggu demonstrasi damai kami. Hari ini 17.10.2022, Kami bapak Mohammad Alam bin Rashid Ahmed dan putra Mohammad Hubib, kembali di depan UNHCR Indonesia," tulisnya melalui akun media sosial Facebook, Senin, 17 Oktober 2022.

Mereka berpose sambil memegang poster bertuliskan "we want resetlement", "where is my future, education, life". Posisi mereka berdemo di depan Menara Bosowa, Jalan Jenderal Sudirman, di mana IOM dan UNCHR berkantor, yang posisinya berada di lantai 10 dari gedung itu.

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

Setiap hari selama empat pekan lamanya, mereka lakukan itu agar mendapat tanggapan dari pihak UNHCR dan IOM. Tampak Mohammad Hubib masih lengkap dengan seragam pelajar SMP yang dikenakan. 

"Kami telah menderita di Makassar sejak 12 tahun lalu. Komunitas internasional bantu kami untuk mendapatkan negara. Bantu kami untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan pengobatan yang lebih baik untuk ayahku. Bantu kami untuk mendapatkan kehidupan yang damai di negara pihak ketiga," demikian kalimat yang mereka posting di Facebook itu.

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

Jumlah pengungsi Rohingya di Makassar masih terbilang cukup banyak. Mereka sudah tinggal bertahun-tahun di sejumlah wisma yang tersebar di beberapa titik di Kota Daeng. Bahkan di antara mereka ada sudah kawin mawin dengan warga lokal dan dikaruniai anak, termasuk Mohammad Alam bin Rashid Ahmed tersebut.

Sudah berulang kali mereka melakukan aksi unjuk rasa hingga melakukan pertemuan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan, tuntutan mereka, yakni agar segera diberangkat ke negara pihak ketiga. Namun sampai sekarang tidak jelas agenda keberangkatan mereka.