Warga Tallo Krisis Air, Proyek Makassar Je'ne Tallasa sebagai Solusi

Diskusi Proyek Makassar Je'ne Tallasa
Sumber :
  • Irfan

Sulawesi.viva.co.id - Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB), sebuah organisasi nirlaba yang merupakan bagian dari Grup GoTo, bersama dengan changemakers dari Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE), meluncurkan proyek Makassar Je'ne Tallasa, di Hotel Mercure, Jalan AP Pettarani, Kota Makassar, Rabu, 30 November 2022.

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

Bertema "Mariki’ Wujudkan Masyarakat Sehat dengan Air Bersih", acara itu dihadiri sejumlah pejabat pemerintah dan anggota DPRD Kota Makassar, serta berbagai komunitas sosial.

Chairperson Yayasan Anak Bangsa, Monica Oudang, mengatakan proyek gotong royong itu menerapkan teknologi inovatif yang dapat mengolah air hujan menjadi air minum dipadu dengan edukasi yang membangun kemandirian masyarakat di Kecamatan Tallo, Kota Makassar.

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

Peluncuran Proyek Makassar Je

Photo :
  • Irfan

Dia menjelaskan, Kecamatan Tallo merupakan satu dari lima kecamatan yang mengalami krisis air bersih di Makassar berdasarkan data PDAM Makassar pada 2021.

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

Sehingga, kata Monica, para changemakers dari Celebes Green Project, Terra Water dan Kopernik, melakukan identifikasi persoalan yang dihadapi warga di kawasan itu.

"Demi air gratis, warga Tallo harus rela terbuang waktu, tenaga serta kesehatan. Mereka pertaruhkan itu semua untuk memperoleh air. Mereka rela menempuh jarak hingga satu kilometer menuju sumur air komunal, dan mengantri selama 2-3 jam untuk mendapatkan air yang tidak layak. Sedangkan untuk mendapatkan air bersih, warga mesti membeli air dari depot, dan merogoh kocek sampai Rp 300.000 per bulan," ujarnya.

Monica menganggap permasalahan krisis air bersih di Kecamatan Tallo cukup mengganggu perekonomian, kesehatan dan kehidupan sosial masyarakat, sehingga dibutuhkan solusi yang tepat. 

"Melihat kondisi tersebut,  ini sangat sejalan dengan komitmen CCE untuk mewujudkan solusi yang sistemik dalam menangani permasalahan air di Indonesia. YABB dan changemakers hadir untuk mewujudkan akses air bersih melalui kolaborasi, teknologi, dan edukasi," terangnya.

Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Kota Makassar, Andi Irwan Bangsawan, yang hadir mewakili Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, menyatakan apresiasi atas sumbangsih solusi yang sedang dijalankan Yayasan Anak Bangsa Bisa di Kecamata  Tallo.

Dia pun menyampaikan akan mendukung penuh dalam pelaksanaan program tersebut.

"Apabila Pak Wali Kota Makassar sudah menyatakan mendukung, maka tentu di tingkat bawah juga akan sangat mendukung juga," ujarnya.

Inisiator dan para penggerak proyek Makassar Je

Photo :
  • Irfan

Diskusi pengolahan air

Selain peluncuran program, dalam kesempatan itu juga diadakan diskusi yang dipandu oleh Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan Tri Tunas Nasional dan dosen DPK Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar, Basri, S.KM., M.Kes., Ph.ID.

Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Makassar, Beni Iskandar, sebagai salah satu pembicara, menjelaskan penyebab dari permasalahan air bersih di Kecamatan Tallo adalah jaringan perpipaan yang tidak merata, sehingga pelayanan kepada warga kurang maksimal, serta pasokan air tanah yang tidak stabil dan berkualitas buruk.

"Saat ini, Pemerintah Kota Makassar melalui Perumda Air Minum Kota Makassar, masih terus memperbanyak program air bersih gratis dengan menyediakan armada tangki air bersih sebagai solusi jangka pendek di beberapa area prioritas," katanya. 

Terkait dengan proyek Makassar Je'ne Tallasa, Beni sangat berterima kasih atas kolaborasi yang menjadi bagian dalam mendukung program Pemerintah Kota Makassar itu.

Indah Febriany, perwakilan Changemakers Makassar Je'ne Tallasa, pembicara berikutnya, menyampaikan bahwa pihaknya berkolaborasi dengan Tametotto untuk menerapkan teknologi pemanenan air hujan (PAH) bawah tanah dengan kapasitas besar, yaitu 160.500 liter. Alhasil, saat teknologi ini bekerja dengan kapasitas penuh, pasokan air bersih diestimasi bisa mencukupi 100 keluarga per hari.

Indah menyebut, teknologi yang dibangun di area sekitar Kompleks Makam Raja-raja Tallo itu mampu mengurangi genangan air akibat curah hujan tinggi maupun luapan muara sungai di daerah padat penduduk dengan resapan air yang minim. 

“Dengan jarak hanya 100 meter dari pemukiman, sumber air ini juga mampu menghemat waktu para perempuan dan anak-anak yang mengambil air setiap hari. Hal ini bisa memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan produktif seperti aktivitas ekonomi dan pendidikan,” jelas Indah.

Kemudian, dia melanjutkan, solusi kedua adalah pembangunan teknologi filtrasi air menggunakan pot keramik lokal Terra Water, yang merupakan teknologi penyaringan air. "Kehadiran Terra Water akan membantu 100 rumah tangga dan 37 sekolah mengurangi risiko terjangkit penyakit yang disebabkan oleh air minum tidak layak konsumsi seperti diare dan tifus,” kata Indah.

Adapun Direktur Pusat Kajian Rekayasa Sumber Daya Air Universitas Hasanuddin Makassar, Dr. Eng. Ir. Rita Tahir Lopa, M.T., yang juga menjadi pembicara, berharap proyek pengelolaan sumber daya air tersebut mampu mengurai isu kekeringan, banjir, dan kualitas air yang kompleks dan mendesak di Kecamatan Tallo yang memiliki jumlah pendudukan sebanyak 148.228 jiwa itu.