Babi Mati Capai 25.000 Ekor, Peternak Di Gowa Rugi Rp1 Miliar
Sulawesi.viva.co.id-- Sekitar 25.000 babi ternak mati di Kabupaten Gowa.
Akibatnya, kerugian peternak babi ditaksir capai Rp1 Miliar lebih. Sejak Januari 2023 tercatat Virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi afrika mulai menyerang babi di peternakan yang berada di Desa Pacellekang dan Desa Timbuseng Kecamatan Pattalassang Kabupaten Gowa.
Hal tersebut terungkap dari hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner (BBV) Maros yang menyatakan babi ternak mati positif ASF.
Salah satu peternak Babi di Gowa, Wahyudi mengatakan, puluhan ribu ternak babinya mulai mati karena virus sejak awal tahun 2023 hingga Mei. Kini hanya tersisa puluhan ekor. "Sangat Rugi. Kalau dihitung-hitung sekitar Rp1 Miliar," ungkapnya kepada wartawan, Rabu 17 Mei 2023.
Menurut data Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa, sejak 2022 tercatat populasi babi yang berada di Gowa sekitar 25.000 ekor. Terbagi 15.000 ekor di Peternakan Desa Paccellekang dan 10.000 ekor di Desa Timbuseng. Akan tetapi karena virus ASF, kini tersisa 70 ekor babi di desa Paccellekang.
Sedangkan di Desa Timbuseng sudah habis mati. "Untuk babi yang mati karena virus bisa 200 sampai 500 ekor perhari," jelas Kepala Dinas (Kadis) Peternakan dan Perkebunan Gowa, Suhriati. Lanjut Suhriati, sejak ditemukannya virus ASF di Gowa, Dinas Peternakan dan perkebunan Gowa telah melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel. Termasuk Balai Karantina dan BBV Maros.
Pihaknya langsung membentuk tim melakukan pencegahan penyebaran dan edukasi kepada peternak. " Kemudian Kami juga memberikan bantuan obat dan desinfektan ke peternak. Akan tetapi memang Virus ASF adalah virus yang 100 persen mematikan dan penularannya sangat cepat," tambahnya.