Musrenbang Kelurahan Barombong 2025: Bappeda Kota Makassar Siap Kawal Aspirasi Masyarakat
- Sulawesiviva.com
SULAWESI.VIVA.CO.ID -- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) untuk tahun anggaran 2025 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kelurahan Barombong.
Kegiatan Musrenbang ini berlangsung di Lantai 2 Gedung Balai Pertanian, Jalan Perjanjian Bungaya, RW 02, Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa (7/1/2025).
Selain Bappeda, Musrenbang ini juga dihadiri oleh Camat Tamalate, Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Barombong, Ketua RT/RW, tokoh masyarakat, pemuda, dan tokoh agama Kelurahan Barombong.
Dalam Musrenbang tersebut, Bappeda Kota Makassar menerima berbagai masukan terkait rencana kegiatan masyarakat Kelurahan Barombong.
Muhammad Ikhsan Said, Fungsional Perencanaan Madya Bappeda Kota Makassar, menegaskan bahwa pihaknya akan mengawal aspirasi masyarakat sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati.
"Insya Allah, ke depan kami dari Bappeda akan mengawal ini sesuai dengan perencanaan," ujar Ikhsan di lokasi acara.
Ikhsan menambahkan bahwa Musrenbang tingkat kelurahan memiliki dinamika yang berbeda dibandingkan dengan Musrenbang tingkat kecamatan atau kota.
"Musrenbang tingkat kelurahan sangat dinamis, berbeda dengan tingkat kecamatan atau kota. Ini adalah perwakilan langsung dari masyarakat yang menyampaikan aspirasi mereka, khususnya dari tingkat RT dan RW," tuturnya.
Salah satu isu utama yang diusulkan oleh masyarakat dalam Musrenbang Kelurahan Barombong adalah terkait pembangunan drainase induk.
"Ini pertama kalinya saya hadir di Musrenbang Kelurahan Barombong, dan saya melihat bahwa usulan utama masyarakat adalah persoalan drainase perkotaan. Baik di RW 1 sampai di RW 13, mereka sangat membutuhkan drainase induk," tegas Ikhsan.
Ia menjelaskan bahwa kurangnya distribusi antara drainase primer dan sekunder menjadi kendala besar yang menyebabkan banyak genangan air yang tidak teralirkan dengan baik ke laut.
"Masalahnya adalah drainase primer belum terdistribusi secara merata dengan sekunder. Hal ini menjadi kendala utama yang menyebabkan genangan air tidak tersalurkan dengan baik," jelasnya.
Ikhsan juga menyoroti pesatnya pembangunan perumahan di Kelurahan Barombong sebagai salah satu pemicu genangan atau banjir saat musim hujan.
Ia menilai bahwa banyaknya pembangunan perumahan, namun tidak ada satupun pengembang yang memperhatikan fasilitas pendukung, seperti sarana dan prasarana saluran irigasi yang memadai.
"Pembangunan perumahan yang pesat telah menutup area resapan air. Banyak pengembang hanya membangun saja tanpa memperhatikan lingkungan, termasuk dampaknya terhadap masyarakat sekitarnya," tutup Ikhsan.