Ini Keistimewaan 10 Hari Pertama Zulhijjah dan Amalannya

Menuntut Ilmu Agama Islam
Sumber :

 

Kanwil Kemenag Sulsel Sembelih 6 Ekor Sapi

Sulawesi.viva.co.id – Pada Jumat, 1 Juli 2022, yang juga bertepatan dengan penanggalan 1 Zulhijjah 1443 Hijriyah, ummat Islam meyakini akan keistimewaan di 10 awal Zulhijjah.

Bulan Dzulhijjah di antara dari bulan haram atau bulan dihormati, dihargai, dan diagungkan, serta dimuliakan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram . Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (Qs At-Taubah: 36)

Jelang Idul Adha, Harga dan Stok Barang di Gowa Masih Terkendali

Empat bulan haram dalam ayat tersebut telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, yang artinya: setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Dan Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pada 10 hari pertama Zulhijjah disebutkan sebagai hari-hari yang termulia, terbaik, teragung, bahkan termulia dari seluruh hari dalam setahun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdabda dalam sahih al-Bukhari, yang artinya: Tidak ada amalan pada hari-hari yang lebih utama daripada hari-hari ini .” Para sahabat bertanya, “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab: “Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yang keluar dari rumahnya dengan mengorbankan diri dan hartanya (di jalan Allah), lalu dia tidak kembali lagi.” (HR Al-Bukhari)

Jelang Lebaran Idul Adha, MUI Sulsel Keluarkan Maklumat

Atau hadits yang lebih terkenal lafazhnya, diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi dan lainnya, yang artinya: tidak ada hari-hari amalan shalih di dalamnya lebih Allah cintai kecuali sepuluh hari pertama bulan ini (yaitu bulan Dzulhijjah)”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, sekalipun Jihad fi sabilillah?”, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam menjawab: “Sekalipun jihad fi sabilillah, kecuali seseorang yang pergi berjihad dengan harta dan jiwanya lalu tidak kembali sedikitpun darinya.” (HR Abu Dawud, At-Tirmirdzi, dan Ibnu Majah).

Olehnya, mari kita gunakan dengan baik, dengan semangat membara, ilmu yang mendalam, ibadah yang berkuantitas dan berkualitas dalam menghadapi 10 hari termulia. Tentunya dengan amalan shalih sebagaimana yang disebutkan dalam hadits.

Beberapa di antara amalan shalih yang prioritas untuk kita lakukan adalah:

Pertama: Haji, ini bagi yang mampu, sebagaimana kata “bulan Dzulhijjah” artinya bulannya haji, sehingga amalan ini adalah amalan yang paling prioritas dilakukan pada bulan agung ini, dan puncak pelaksanaan haji ada pada bulan mulia ini, serta haji adalah rukun di antara rukun-rukun Islam.

Kedua: Memperbanyak takbiran, baik takbir mutlaq maupun muqayyad. Takbir muthlaq dilakukan sejak terbenamnya matahari pada hari terakhir bulan Dzulqa’dah atau masuknya malam pertama Dzulhijjah, hingga terbenamnya matahari akhir hari tasyriq yaitu tanggal 13 Dzulhijjah. Takbir muthlaq ini tidak terikat dengan waktu dan tempat, kapan saja dan di mana saja, kecuali di tempat-tempat kotora.

Adapun takbir muqayyad maka dilakukan setiap selesai shalat 5 waktu, dimulai tanggal 9 Dzulhijjah atau hari Arafah setelah shalat subuh, dan berakhir setelah shalat ashar tanggal 13 Dzulhijjah.

Bahkan 2 sahabat yang mulia pergi ke pasar hanya untuk mengingatkan manusia bertakbir, mereka bertakbir di sana sehingga orang lain pun juga takbiran