Ketua Wahdah Islamiyah Sulsel: Kurban Tumbuhkan Kekuatan Ukhuwah

Shalat Idul Adha di Kabupaten Gowa
Sumber :

Sulawesi.viva.co.id - Hari kedua pasca pelaksanaan lebaran Idul Adha 1434 hijriyah disebut sebagai hari tasyrik, hari yang disunnahkan perbanyak takbir terutama sesudah shalat fardhu, dan dilarang berpuasa.

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah Sulawesi Selatan, Ustadz Muhammad Djusran Bachtiar, mengatakan begitu banyak hikmah yang Allah Subhanahu wa Ta'ala sediakan di bulan yang mulia Zulhijjah ini.

"Selain sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah, juga menjadi pelajaran bagi kita akan kesabaran Nabiullah Ibrahim dan Nabi Ismail alaihissalam dalam menjalankan perintah Allah, di mana kita diharuskan mendahulukan kecintaan kita kepada Allah dari selainnya," ujarnya, Selasa, 12 Juli 2022.

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

Ustadz Djusran menyampaikan, nilai yag terkandung dalam Zulhijjah ini adalah pelaksanaan kurban untuk menguatkan rasa persaudaraan dalam masyarakat muslim dan hikmah berbagi terhadap sesama.

Menurutnya, yang diharapkan dengan saling berbagi kepada fakir miskin, dengan keluarga, saudara seiman, agar semakin menumbuhkan rasa cinta dan kekuatan ukhuwah atau persaudaraan sesama kaum muslimin.

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

"Perbedaan tentang pelaksanaan hari raya Idul Adha tahun ini tidak boleh menjadi hal yang memicu perpecahan sesama saudara seiman. Akan tetapi, dengan adanya perbedaan justru semakin menguatkan solidaritas kita untuk saling menghormati dan saling menghargai sebagai modal utama dalam membangun persatuan umat," tutur Ustadz Djusran.

Selain itu, dia melanjutkan, salah satu karunia terbesar dari Allah untuk negeri Indonesia adalah mayoritas penduduknya adalah muslim, maka sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah adalah selain menjaga keimanan dan ketaatan kepada Allah agar negeri ini menjadi negeri yang selalu diberkahi.

"Allah berfirman walau anna akhlak qurra' amanu wattaqau lafatahna alaihim barakatin minassamai wal ard (Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi)," terang Ustadz Djusran.

Kemudian, dia menambahkan, dengan semangat Zulhijjah, orang beriman semestinya meningkatkan persaudaraan dan persatuan antara sesama kaum muslimin dalam mewujudkan negeri Indonesia tercinta untuk menjadi negeri yang baldatun thoyyibatun warabbun ghafur atau negeri yang selalu dalam kebaikan dan keberkahan serta senantiasa dalam pengampunan Allah.

"Di bulan zulhijjah ini juga adalah bulan haji yang menjadi rukun ke-5 dari rukun Islam bagi seorang muslim. Yang di dalamnya ada pelaksanaan wukuf di padang Arafah. Umat Islam yang datang dari seluruh penjuru dunia, datang di tempat yang sama di padang Arafah dengan pakaian yang sama, pakaian ihram sebagai simbol kebersamaan dan  persatuan kaum muslimin. Tidak nampak perbedaan kedudukan, status sosial dan jabatan seseorang. Semua sama, satu rasa, larut dalam kekhusyuan ibadah dan bermunajat kepada Allah Rabbul Alamin," kata Ustadz Djusran.