RS Wahidin Makassar Bantah Kematian Bayi Karena Salah Obat

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
Sumber :

Sulawesi.viva.co.id – Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar membantah pihaknya dituding salah memberikan obat kepada seorang bayi asal Kabupaten Gowa yang meninggal dunia pada Selasa malam, 19 Juli 2022.

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

 

Kepala Sub-Bagian Humas RS Wahidin Sudirohusodo, Aulia Yamin, menjelaskan 

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

 

DAN, inisial dari bayi malang itu, tercatat masuk rumah sakit pada 14 Juli 2022 dengan diagnosa hernia umbilikalis dan hernia inguinalis. 

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

 

Bayi DAN direncanakan operasi pada 20 Juli 2022. Selama dirawat, bayi DAN beberapa kali mengalami kejang, anemia, pneumonia dan microcephaly. Karena kadar hemoglobin darah yang rendah, pasien juga direncanakan untuk transfusi darah.

 

Kemudian, kata Aulia, pada 19 Juli 2022, bayi DAN direncanakan untuk melakukan injeksi. Perawatan pun dilaksanakan oleh perawat penanggung jawab pasien bersama perawat praktek. 

 

“Tentunya dengan prinsip tujuh benar dalam melakukan pemberian obat,” ujarnya, Sabtu, 23 Juli 2022.

 

Berikutnya, Aulia melanjutkan, pada pukul 18.20, perawat mengambil spuit injeksi obat antibiotic ceftriaxone, di mana

seharusnya yang diinjeksikan adalah antibiotic ampicillin.

 

Lalu, pada pukul 19.15, perawat mengecek, pasien terlihat lemah, saturasi 98 persen. Perawat kemudian menghentikan cairan pasien, mengganti selang infus pasien dengan yang baru, namun sebelumnya, perawat telah memasukkan obat anti kejang pasien.

 

Setelah 15 menit kemudian, perawat kembali mengecek kondisi pasien, saturasi pasien 86 persen. Perawat memanggil bantuan ke perawat lain dan dokter, kemudian perawat mengecek kembali saturasi pasien, saturasi 20 persen, henti nafas, dan nadi tidak teraba. Kemudian mengambil troli obat emergensi, perawat menyiapkan ambu bag, tapi dokter mengatakan pupil midriasis total dan menyatakan pasien sudah meninggal dunia pada pukul 19.30 Wita.

 

"Terkait pemberitaan bahwa pasien bayi DAN meninggal karena salah obat, tidak sepenuhnya benar karena obat yang masuk ke tubuh pasien masih tergolong obat yang sama, yakni sama - sama antibiotik dan masih dalam dosis yang sesuai untuk bayi seusia pasien DAN,” jelas Aulya.

 

Dia juga menyampaikan, setelah kejadian itu, manajemen RS Wahidin langsung melakukan investigasi dan analisa akar masalah bersama pihak terkait untuk mengetahui kejadian sebenarnya serta akan mengambil langkah tegas apabila memang terjadi kelalaian dalam kejadian tersebut.

 

“Pihak kami juga telah melakukan silaturahmi ke pihak keluarga pasien di Kabupaten Gowa untuk menyatakan belasungkawa serta menjelaskan kejadian yang sebenarnya,” terang Aulia.