Begini Penjelasan Dekan Fakultas Hukum Unhas Soal Mahasiswa Non-Biner

WR III Unhas, Hasrul, bersama M Nabil.
Sumber :
  • Muhammad Akhdan

Sulawesi.viva.co.id – Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Profesor Hamzah Halim, menjelaskan soal insiden pengusiran M. Nabil, seorang mahasiswa fakultas hukum, yang mengaku sebagai non-biner atau bergender netral.

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

Dia memastikan, pihaknya telah melakukan mediasi antara Wakil Dekan Fakultas Hukum Unhas, Hasrul, dengan keluarga mahasiswa yang bersangkutan.

"Kami sudah ketemu tadi dengan orangtuanya, mereka dengan sukarela datang dan memberikan surat permohonan maaf kepada Unhas, dan kepada dosen (WD III Hukum Unhas). Pada hari Sabtu pun kita sudah berdamai. Jadi, saya rasa tidak perlu ada lagi yang dipersoalkan," kata Hamzah melalui pernyataan kepada media, Senin, 22 Agustus 2022.

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

Adapun video yang beredar dan menjadi viral, dia menyebut, itu hanya beberapa potongan kejadian.

Hamzah menganggap video tersebut berpotensi memancing kebencian. 

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

"Masalahnya telah selesai dan tidak perlu lagi adanya tindak lanjutnya," tegasnya.

Sebelumnya, Rektor Universitas Hasanuddin, Profesor Jamaluddin Jompa, telah memberikan klarifikasi soal insiden pengusiran mahasiswa non-biner itu saat mengikuti pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru (PKKMB) di Fakultas Hukum Unhas.

Dia juga telah menyampaikan permohonan maaf.

"Bahwa ini Unhas inklusif, iya. Bahwa ini Unhas terbuka untuk semua, iya. Tapi tentu, kita juga ya, terbuka peluang untuk ada hal-hal sedikit selip, kita perbaiki, kita minta maaf kalau perlu," kata Jamaluddin kepada wartawan.

 

Jamaluddin juga menyebut peristiwa viral itu bukan pengusiran. Menurutnya, apa yang terjadi merupakan sesuatu yang biasa dalam proses belajar di kampus sebagai mahasiswa.

"Saya kira bukan pengusiran, itu kan bahasa-bahasa biasalah dalam penerimaan mahasiswa baru itu suara-suara keras, kan pernah juga mahasiswa toh?" ujar Jamaluddin.