Dua Pemuda Pesepeda Asal Gorontalo Gagal Naik Haji

Pesepeda asal Gorontalo
Sumber :

Sulawesi.viva.co.id - Dua pemuda asal Provinsi Gorontalo, Andi Harvin Thalib dan Chairul Ma'atini, yang telah melakukan perjalanan dengan bersepeda selama kurang lebih satu tahun lamanya untuk bisa masuk ke Arab Saudi dan menjalankan ibadah haji, ternyata impiannya kandas.

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

Dari informasi perjalanan yang diposting di akun Facebook Muslim Youth Journey, keduanya gagal berhaji karena tidak berhasil memperoleh visa haji.

"Qoddarullah wa maa syaa a fa'ala. Tahun ini kami belum bisa mendapatkan visa haji. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, sebisa kami, tapi sebaik-baik perencanaan adalah rencana Allah azza wa jalla," tulis akun itu.

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

Namun, Harvin dan Chairul tak patah semangat, apalagi berkecil hati. Keduanya malah sangat bersyukur dengan ekspedisi itu,  karena banyak pengalaman dan ilmu yang keduanya dapatkan selama setahun melakukan perjalanan. 

"Kalau bukan atas izin Allah, mungkin kami tidak ada di sini sekarang. Sesungguhnya DIA-lah yang Maha Hebat. Bukan kami," ucapnya. 

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

Kendati gagal berhaji, Harvin dan Chairul masih menargetkan untuk bisa beribadah umrah selepas musim haji ini.

"Insya Allah, kami akan melanjutkan perjalanan dalam waktu dekat menuju perbatasan. Kami masih terus memohon doa dan support dari Sahabat MYJer semuanya," tuturnya.

Petualangan Harvin dan Chairul dimulai sejak Juni 2021 lalu, yang pelepasannya dilakukan di Jalan Panjaitan, Kota Gorontalo.

Melakukan perjalanan selama setahun lebih dengan melintasi sejumlah provinsi di Indonesia dan beberapa negara, sebelum kabar visa itu datang, Harvin dan Chairul sudah berada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. 

Jauh hari sebelum memutuskan melakukan perjalanan dengan bersepeda ke Tanah Suci, sewaktu masih kuliah, keduanya memang sudah berangan-angan. Segala macam persiapan pun dilakukan, seperti olahraga fisik dengan mengayuh sepeda jarak jauh.  

Hari itu pun tiba, dan keputusan keduanya sudah bulat: naik sepeda menuju ke Tanah Suci. Atas rencana dan aksi tersebut, banyak masyarakat yang mendukung keduanya. Bahkan, sebagian warga banyak yang membantu memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan selama perjalanan.

Manusia hanya bisa berencana, namun Allah Subhanahu wa Ta'ala jualah yang Maha Menentukan semuanya.