Steril Dari Flu Babi, 7 Kabupaten Ini Dihimbau Lakukan Biosecurity
Sulawesi.viva.co.id-- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Sulawesi Selatan (Sulsel) menghimbau tujuh kabupaten kota yang belum terkontaminasi Virus African Swine Fever (ASF) atau flu babi Afrika agar melakukan biosecurity pada ternak babi mereka.
Dari 10 kabupaten kota yang memiliki ternak babi, tiga diantaranya sudah terkontaminasi Virus ASF, yakni Luwu Timur (Lutim), Luwu Utara (Lutra) dan Gowa. Sedangkan tujuh kabupaten kota yang masih steril dari Virus ASF diantaranya, Maros 3.274 babi, Wajo 440 babi, Pinrang 7.164 babi, Tana Toraja 346.710 babi, Palopo 869 babi, Luwu 15.899 babi dan Toraja Utara 452.677 babi.
Kepala Dinas (Kadis) peternakan dan kesehatan hewan, Sulawesi selatan, Nurlina Saking mengatakan, sejak Virus ASF terdeteksi pada babi ternak di Gowa, pihaknya sudah mengirimkan edaran ke kabupaten kota agar menerapkan sistem biosecurity.
Biosecurity adalah program yang dirancang untuk melindungi ternak dari bebagai serangan penyakit atau sebagai langkah awal dalam pengendalian wabah penyakit. Disnakkeswan Sulsel juga meminta agar tidak ada pengunjung atau peternak dari daerah tertular yang berkunjung ke lokasi ternak babi yang steril dari Virus ASF.
Kemudian, jika babi sehat terlanjur masuk ke wilayah terkontaminasi, jangan sampai berkembang. Sehingga harus desinfeksi agar tidak terserang. Kita sudah minta untuk menutup dulu memasukkan ternak babi dari daerah tertular.
Kalau ini bisa diterapkan dengan baik maka akan bisa menekan penyebarannya," jelas Nurlina Saking kepada Viva.co.id, Jumat, 19 Mei 2023.
Selain itu, lanjut perempuan berhijab ini, ia meminta agar peternak yang lokasinya terkontaminasi virus tidak mengirim keluar ternak babi yang sakit maupun terlihat sehat. Termasuk daging babinya.
Hal tersebut lantaran diketahui, Virus ASF dapat bertahan lama diluar tubuh babi. Sehingga dikhawatirkan adanya virus ASF yang menempel pada peternak maupun babi.
" Tidak boleh ada lagi masuk. Sehingga tidak ada inkubator baru bagi virus untuk menetap hingga benar-benar steril," tambah Nurlina Saking.
Tidak hanya itu, pakan ternak yang didapat dari sisa makanan restoran dihimbau agar sebelum diberikan sebagai pakan babi, agar dapat direbus terlebih dahulu. Sehingga jika ada jamur pada sisa makanan dapat mati. Makanan yang kurang baik diyakini dapat menyebabkan turunnya imunitas ternak babi. Sehingga virus akan mudah menyerang ternak.
"Di Gowa tersisa puluhan babi kecil yang tidak terkontaminasi. Mungkin karena babi kecil memiliki imunitas yang masih bagus. Jadi pas diberikan obat, bisa membantu agar tidak terserang virus,"tambah Nurlina.
Diketahui, dari tiga kabupaten yang terkontaminasi, sekitar 48.925 babi yang mati dari total 952.067 populasi babi di 10 kabupaten kota. Sejak januari 2023, kasus kematian ternak babi di kabupaten gowa, mencapai 25.000 ekor. Sementara kasus kematian ternak babi di kabupaten luwu timur, dimulai pada maret 2023, dengan jumlah kematian 18.726 ekor. Terakhir, pada bulan april 2023, kabupaten luwu utara berjumlah 5.199 ekor babi.