Pangkep Dilanda Badai: Empat Rumah Hancur Tertimpa Pohon Sukun, Kerugian Capai 35 Juta

Rumah rusak ditimpa batang pohon sukun
Sumber :
  • Sulawesi.viva.co.id

SULAWESI.VIVA.CO.ID -- Cuaca ekstrem menerjang Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, pada Senin (10/2) siang. Empat rumah warga di Desa Panaikang, Kecamatan Minasatene, rusak parah setelah diterjang angin kencang disertai tumbangnya pohon sukun besar. Salah satu rumah bahkan tertimpa batang pohon sepanjang 20 meter.

Polisi Tangkap Tiga Pencuri Boks Ikan, Satu Pelaku Terlibat Kasus di Barru

 

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 12 siang. Rumah panggung milik warga bernama daeng asse, yang terbuat dari balok kayu hancur di bagian dapur dan kamar. 

Intensitas Hujan Meningkat, Mengikis Sejumlah Rumah Di Bantaran Sungai Pangkep

 

Beruntung, saat kejadian rumah dalam keadaan kosong karena pemiliknya sedang berada di kebun. Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini, meskipun kerusakan yang ditimbulkan cukup parah.

Komplotan Residivis Pencurian Ternak Diringkus di Pangkep

 

Kerugian yang ditaksir akibat pohon sukun yang tumbang mencapai 35 juta rupiah,” ujar H. Muh. Arif, Kepala Desa Panaikang. “Kami bersyukur tidak ada korban jiwa. Meski demikian, kerusakan rumah cukup parah,” tambahnya.

 

Selain rumah yang tertimpa pohon, tiga rumah lainnya di desa itu juga rusak akibat angin kencang pada hari yang sama. Beberapa atap rumah terbang diterjang angin. Angin kencang yang melanda rumah yang ada dikaki gunung ini juga merusak sebagian besar tanaman warga.

 

Usai kejadian, aparat desa bersama warga setempat langsung melakukan pembersihan puing-puing pohon dan mencari barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Warga yang terdampak bencana memilih untuk tinggal sementara di rumah mereka sembari melakukan perbaikan.

 

“Kami masih melakukan pendataan dan laporannya akan kami serahkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Pangkep untuk mendapat bantuan,” kata Arif.

 

Hingga kini, Pemerintah Desa Panaikang belum menerima bantuan dari pihak berwenang. Namun, warga tetap berusaha untuk memperbaiki rumah mereka dengan gotong-royong, berharap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk meringankan beban mereka.