Gelar Mukernas, Wahdah Islamiyah Perkuat Soliditas dan Kolaborasi

DR. KH. Muhammad Zaitun Rasmin.
Sumber :
  • Istimewa

Sulawesi.co.id - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Wahdah Islamiyah menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-15, di Asrama Haji Sudiang, Kota Makassar, mulai Kamis kemarin hingga Ahad, 27 November 2022.

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

Tema yang diangkat kali ini adalah "Mengokohkan Soliditas dan Semangat Kolaborasi dalam Mengatasi Persoalan Umat dan Bangsa".

Ketua Umum Wahdah Islamiyah, KH. Muhammad Zaitun Rasmin menjelaskan, Mukernas tahunan ini dilakukan untuk mempercepat program-program ishlah atau gerakan sumbangsih perbaikan Wahdah Islamiyah.

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Pusat itu mengatakan, untuk menjalankan roda organisasi, mutlak diperlukan soliditas. Jangankan sebuah organisasi, dalam skala negara pun demikian.

"Soliditas adalah modal yang sangat penting untuk menjaga eksistensi, baik skala organisasi maupun suatu negara. Maka kekokohan soliditas adalah keniscayaan," ujar Ustaz Zaitun.

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

Menurut dia, kuncinya  adalah wasathiyah atau yang sering diterjemahkan dengan istilah moderasi beragama.

"Dengan wasathiyah, kita bisa memperkuat soliditas dan kolaborasi, baik sesama kaum muslimin maupun sesama anak bangsa," terang Ustaz Zaitun.

Dia menegaskan bahwa Pancasila adalah jalan tengah untuk bisa saling berkolaborasi dengan semua komponen anak bangsa.

"Gerakan ishlah tidak bisa dilakukan sendiri. Harus ada sinergi dan kolaborasi. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Konsep untuk soliditas dan kolaborasi ini dimulai dari jalan tengah yang bernama Pancasila," tegasnya.

Selain itu, Ustaz Zaitun menyampaikan, tema musyawarah yang diangkat oleh Wahdah sangat sejalan dengan tema dalam konferensi internasional, R20, yang digelar di Bali, dan di World Peace Forum (WPF), di Solo, baru-baru ini.

"Belum lama ini, saya mengikuti R20 di Bali dan World Peace Forum di Solo. Tema yang dibicarakan juga hampir sama dengan yang kita angkat, yaitu tentang kolaborasi berbagai pihak, dari berbagai negara dan agama. Semangat untuk menghadirkan solusi, In uriidu illal ishlah," tuturnya.

Kegiatan R20 di Bali diinisiasi oleh PBNU, dengan mengangkat tema Revealing and Nurturing Religion as a Source of Global Solutions: A Global Movement for Shared Moral and Spiritual Values, Menyatakan dan Menjaga Agama sebagai Sebuah Sumber Solusi Global: Gerakan Global untuk Menebar Nilai Moral dan Spiritual. 

Adapun WPF di Solo, yang dirangkaikan dengan Muktamar Muhammadiyah, mengusung tema Human Fraternity and the Middle Path for Peaceful, Just and Prosperous World,’ Ukhuwah Insaniyah dan Jalan Tengah untuk Dunia yang Damai, Adil, dan Tenteram.

Mukernas Wahdah Islamiyah tersebut melibatkan seluruh pengurus tingkat pusat dan para ketua Dewan Pengurus Wilayah dari Aceh hingga Papua. Tidak kurang dari 500 peserta luring dan 800 daring yang terlibat aktif.