Populasi Babi di Gowa Terancam Punah Peternak Merugi Miliaran Rupiah

Peternak Babi di Gowa Karantina Sisa Babi Yang Terkena Virus ASF
Sumber :

Sulawesi.Viva.co.id - Akibat wabah virus African Swine Faver (ASF), ribuan Babi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan mati, akibatnya peternak mengalami kerugian.

Dihantam Gelombang 2 meter, kapal penangkap ikan, Dewi Jaya 2, terbalik, 22 orang hilang, 11 selamat

Salah satu peternak Babi di Balang Papa', Desa Timbuseng, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, mengaku merugi sampai Miliaran Rupiah akibat ribuan babi miliknya mati setelah terserang virus mematikan.

"Selama virus ini menyerang, sekitar 1000 lebih babi saya yang mati dari 2.500 populasi babi yang ada di peternakan saya. sementara untuk kerugian saya taksirkan mencapai 1 milyar lebih."Kata Wahyudi. Kamis (18/5/23).

Film Rantemario bertarung dalam 24 Festival Film Internasional

Kata Wahyudi, babi berusia 6 bulan dengan bobot 80 kilogram dijualnya seharga Empat sampai enam juta rupiah. Namun sejak adanya wabah virus ASF, ribuan ekor babi miliknya mati hingga mengalami kerugian besar.

Wahyudi menyebutkan, Ciri-ciri kematian babinya itu seperti badan merah, panas, bintik merah, tidak mau makan, dan tidak mau berdiri.

Lurah Barombong Himbau Masyarakat Agar Tidak Berenang di Pantai Barombong, begini Alasannya

Dari 1000 ekor babi yang ia ternak, tersisa sekitar 40 ekor saja yang masih hidup.

"Kemarin sisa 1000 ekor, sekarang sisa 40 ekor saja yang hidup, itupun yang hidup yang kecil-kecil saja, atau anakannya."Keluhnya.

Lanjutnya, babi babi yang mati, langsung di kubur di lokasi yang sudah ia persiapkan.

"kalau ada babi saya yang mati, kami langsung kuburkan di tempat yang sudah kami siapkan agar tidak menyebarkan virus ke babi lainnya. dan tidak menimbulkan bau juga."Terangnya.

Untuk mencegah penularan virus ASF ke babi miliknya yang masih tersisa sekitar 40 ekor itu, Wahyudi bersama pekerjanya memilih melakukan pembersihan kandang dengan cara menyiram dan menyemprotkan cairan desinfektan ke semua kandang termasuk kandang yang kosong.

"setiap saat saya dan pekerja lainya membersihkan kandang dengan menyemprotkan cairan desinfektan."Jelasnya.

Sambil menunggu penyampaian dari dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Gowa, terkait kapan berakhirnya wabah virus flu babi Afrika tersebut, Wahyudi memilih mengosongkan kandangnya.

"Sementara waktu, saya tidak akan mengisi kandang. biarkan dulu kosong sampai keluar pernyataan jika virus ASF tersebut sudah berakhir."tegasnya.

Untuk 40 ekor babi yang masih tersisa, Wahyudi memilih mengkarantinakan babi tersebut, ketimbang menjualnya ke konsumen.

Sebelumnya, Ribuan ekor babi di peternakan milik warga yang ada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mati akibat terjangkit virus African Swine Faver (ASF).

Dari laporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulawesi Selatan, ada tiga wilayah yang menjadi lokasi penyebaran Virus African Swine Faver (ASF) atau flu babi Afrika, salah satunya di Kabupaten Gowa.

Bahkan Virus flu babi Afrika tersebut sudah masuk ke Kabupaten Gowa sejak Januari lalu dan sudah dinyatakan positif.(*)